Semakin di Ujung Tanduk, Hanya Tersisa Sekitar Dua Bulan Donald Trump Menduduki Gedung Putih

- 16 November 2020, 21:04 WIB
Presiden AS Donald Trump sambil memegang topi 'Make America Great Again' tiba untuk naik ke Air Force One di Bandara Internasional Miami di Miami, Florida, Amerika Serikat, 2 November 2020 lalu.
Presiden AS Donald Trump sambil memegang topi 'Make America Great Again' tiba untuk naik ke Air Force One di Bandara Internasional Miami di Miami, Florida, Amerika Serikat, 2 November 2020 lalu. /ANTARA

LINGKAR KEDIRI - Paska hasil pengumuman pemilihan Presiden Amerika Serikat, posisi Donald Trump semakin berada di ujung tanduk. 

Terhitung, Donald Trump masih memiliki sisa waktu sekitar dua bulan menduduki di Gedung Putih.

Lewat Twitter, Donal Trump berjanji untuk mengajukan "kasus besar yang menunjukkan inkonstitusionalitas Pemilu 2020", meskipun sejauh ini dia belum membuat kemajuan dengan tantangan hukumnya di beberapa negara bagian.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING Prancis vs Swedia: Selangkah Lagi Menuju ke UEFA

Pakar hukum mengatakan litigasi Donald Trump memiliki sedikit peluang untuk mengubah hasil pemilu, dan pejabat pemilu dari kedua partai mengatakan tidak ada bukti penyimpangan besar.

Kekalahan Donald Trump pada Pemilu 2020 ini memunculkan isu baru.

Masalah lain terhadap strategi hukum Donald Trump ialah kampanyenya pada hari Minggu membatalkan sebagian besar gugatan yang diajukannya untuk menghentikan Pennsylvania dari mengesahkan hasilnya.

Hal itu mempersempit kasus menjadi masalah yang memengaruhi sejumlah kecil surat suara.

Akankah Donald Trump kembali maju jadi calon presiden di Pemilu AS 2024? Atau justru anak-anaknya yang akan mencalonkan diri?

Baca Juga: Pro Kontra Gelar 'Habib' Rizieq Shihab, Sebutan Habib Tak Ada Hubungannya dengan Keturunan Nabi?

Dikutip dari NZ Herald, ada kemungkinan keempat anak Donald Trump yang telah dewasa bisa menjadi kandidat untuk meneruskan kekuasaan ayahnya itu di tahun 2024.

Salah satunya adalah Ivanka Trump. Anak kedua Donald Trump dari istri pertamanya, Ivana, digadang-gadang berkesempatan untuk jadi kandidat pemilu AS 2024.

Sebelumnya, Donald Trump sebut putrinya akan 'sangat sulit dikalahkan' oleh lawan-lawannya politiknya kelak.

Meski Donald Trump mendapat banyak dukungan dari pemilih Partai Republik AS, hal sebaliknya justru dialami Ivanka Trump.

Namun, ada sumber orang dalam yang menyebut gairah untuk menjadikan Ivanka Trump calon presiden di tahun 2024 sangat kecil.

"Dia selalu berperan sebagai sosok yang menengahi pengaruh Donald Trump, yang mana membuatnya tak begitu populer di kalangan pendukung Partai Republik," kata pengamat politik McKay Coppins di koran The Atlantic.

Apalagi semasa ayahnya menjabat, Ivanka Trump disebut memiliki julukan 'ejekan' di Gedung Putih.

Mengutip Pikiran Rakyat dalam "Kekuasaan Donald Trump di Ujung Tanduk, Julukan Ivanka Trump Ini Diungkit Lagi."

Baca Juga: Ini Biodata ENHYPEN, Tujuh Pangeran Tampan dari Korea

Berdasarkan buku berjudul 'Kushner, Inc), Ivanka Trump dijuluki sebagai HABI (Home of All Bad Ideas), sumber ide-ide buruk di kalangan pegawai Gedung Putih.

Hal yang sama juga berlaku untuk sang suami, Jared Kushner yang dijuluki 'Sekretaris Segalanya' lantaran selalu ikut campur ke semua urusan Gedung Putih.

Pasca-kekalahan Donald Trump, Jared Kushner dikabarkan meminta sang mertua untuk mengakui kekalahannya ke Joe Biden.

Di sisi lain, Ivanka Trump justru disebut tengah bersiap menjaga citranya untuk bersiap menjadi calon presiden 2024 kelak lantaran berfoto bersama anggota militer, buruh, kelompok wanita dan etnis minoritas.

"Kau melihat seseorang (Ivanka Trump) yang tengah menjaga citranya, ini bisa jadi langkah awal untuk kampanye politiknya di masa depan," kata Andrea Bernstein, jurnalis politik AS.***(Agil Hari Santoso/Pikiran Rakyat)

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah