Network
Lingkar Kediri - 20 November 1989, dalam sidang umum Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) menetapkannya sebagai Hari Anak Nasional.
Dilansir dari theconversation.com, PBB dalam sidang tersebut mengadopsi perjanjian hak asasi manusia (HAM) Internasional yang dikenal dengan Konvensi PBB tentang Hak Anak.
Telah 66 tahun berjalan hingga hari ini, event peringatan hari anak sedunia. Khusus di tahun ini, karena COVID 19, gelaran kegiatan yang mengusung hari anak sedunia harus dilaksanakan secara virtual.
Baca Juga: Baru Rilis MV Life Goes On, RM BTS Ungkap Perbedaannya dengan Lagu Dynamite
Dampak dari Pandemi COVID 19, telah memengaruhi kehidupan miliaran anak di seluruh dunia, karena masa kanak-kanaknya yang penuh dengan bermain, bersinggungan dengan masyarakat, harus dibatasi.
Gangguan terbesar dari pandemi ini adalah, anak harus bersekolah dari rumah. Kehidupan sekolah yang penuh dengan sosialisasi dengan sesama teman, kini mandek dan tidak tahu kapan berakhirnya.
Efek dari pandemi juga meningkatnya jumlah anak yang hidup dalam jurang kemiskinan multidimensi, seperti kekurangan akses untuk menjalankan pendidikan, kesehatan, gizi, sanitasi, air, dan tempat tinggal.
Baca Juga: Serial Drama Korea 'Sweet Home' Tayang 18 Desember, Song Kang Bakal Hadapi Situasi Mencekam
Adanya Hari Anak Sedunia ini memberikan kesempatan penting bagi orang dewasa untuk memperhatikan suara anak-anak dan membayangkan masa depan yang berbeda - bukan untuk anak-anak tetapi bersama mereka.
