Terbongkar, 4 Alasan Ini Diduga Menjadi Penghambat Terungkapnya Kasus Subang, Penyidik Kesulitan?

20 Desember 2021, 09:45 WIB
Dosen Chulalongkorn University Bangkok Thailand Anjas Asmara /youtube Anjas di Thailand

 

LINGKAR KEDIRI – Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang kini sudah masuk ke dalam detik-detik yang krusial, bahkan pembunuhan Subang dengan korban Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu, pelaku akan segara diumumkan oleh polisi.

Seperti yang sudah disampikan oleh Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana, bahwa dirinya mengatakan jika pelaku akan segera diumumkan dalam waktu tidak lama lagi. 

Bahkan Irjen Pol Suntana berjanji dalam waktu dekat kasus pembunuhan Subang akan segera diumumkan. 

Terkait hal tersebut disampikan oleh Irjen Pol Suntana dalam acara Bakti Sosial Polda Jabar pada 14 Desember 2021 saat dirinya ditanya oleh wartawan terkait kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.

Baca Juga: Terkini Kasus Subang: Diduga Danu dan Yoris Berseteru, Yoris Sampaikan Pengakuan Sebenarnya

Dilansir dari Desk Jabar dalam ‘MENGEJUTKAN, BEBERAPA BUKTI KELIHAIAN PELAKU DI TKP, Kasus Pembunuhan Subang, Analisa Anjas Dan dr Hastry’.

Dalam tayangan tersebut Anjas menyampaikan dugaannya, bahwa ada 4 alasan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang sulit diungkap oleh kepolisian.

Yang pertama sampai ke tiga yaitu terdapat pemeriksaan para saksi yang dilakukan sampai belasan kali oleh penyidik.

Dalam pemeriksaan yang berkali-kali ini kemungkinan ada saksi yang saling tunjuk menunjuk dan memberikan keterangan yang berubah-ubah.

Dari keterangan saksi yang berubah-ubah tersebut, menurut Anjas menjadikan pemeriksaan kasus pembunuhan Subang menajdi lama.

Baca Juga: Tak Disangka, Menjelang Pengumuman Para Tersangka, Rohman Hidayat Ungkap Kebenaran Terkait Yosef

Membuat penyidik tidak percaya 100 persen sehingga haru melakukan cross check dengan sejumlah alat bukti, semakin banyak lontaran keterangan yang berubah-ubah maka juga semakin banyak yang perlu di cross check oleh penyidik.

“Di media massa saja diralat, apa kabar dengan di BAP. Pasti tim penyidik pusing tiba-tiba BAP berubah, dan makan waktu panjang untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang framing,” tutur Anjas.

“Dia bukan ahli forensik, namun punya perencanaan yang baik. Ini jelas-jelas pembunuhan berencana,” sambung Anjas.

Lalu yang keempat terdapat dugaan, tim penyidik kesulitan melakukan cross check jejak HP korban atau digital seperti BTS, laboratorium, BAP lantaran kemungkinan pelaku hadir saat eksekusi korban pada tanggal 18 Agustus 2021, namun pelaku tidak membawa HP pada saat itu.

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***

Editor: Haniv Avivu

Sumber: Desk Jabar

Tags

Terkini

Terpopuler