Network
LINGKAR KEDIRI – Kasus pembunuhan di Subang Jawa Barat hingga saat ini masih belum terungkap siapa pelakunya.
Seperti diketahui, pembunuhan di Subang ini terjadi pada 18 Agustus 2021 dengan menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Kedua korban merupakan ibu dan anak yang mengurus Yayasan Bina Prestasi Nasional.
Selain kedua korban, Yoris yang merupakan anak tertua dari almarhumah Tuti Suhartini juga ikut dalam mengelola Yayasan tersebut.
Yang mana, dalam Yayasan tersebut, Yoris menjabat sebagai ketua.
Dalam kasus Subang ini, pihak penyidik kepolisian Polda Jabar masih belum menemukan jejak satupun yang mengarah kepada Yoris.
Meski tidak ada jejak yang mengarah kepada Yoris, banyak publik yang menduga jika anak tertua korban ini terlibat dalam pembunuhan ibu dan anak di Subang ini.
Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta 30 September 2022, Sosok Ini Biarkan Elsa Jadi Gelandang
Sementara itu, seorang youtuber yang memantau kasus Subang kembali buka suara tentang Yoris.
Dilansir dari kanal YouTube Wahyu sEno, Wahyu mengatakan bahwa Yoris selalu berada di rumah TKP lantaran kantornya berada di kediaman Tuti dan Amel.
Dikatakan oleh Wahyu, bahwa Yoris yang menjabat sebagai ketua di Yayasan Bina Prestasi Nasional ini sering melakuan pekerjaannya di kediaman Tuti dan Amel.
Seperti diketahui, kediaman Tuti dan Amel ini juga merupakan kantor dari Yayasan Bina Prestasi Nasional.
Yang mana, saat ini kediaman Tuti dan Amel itu menjadi lokasi TKP pembunuhan mereka.
Menjabat sebagai ketua di Yayasan, Wahyu mengatakan bahwa menurutnya Yoris ini pastinya selalu bersama dengan Tuti dan Amel.
Dengan seringnya Yoris mengunjungi rumah TKP, Wahyu bertanya-tanya tentang jejak anak tertua Tuti tersebut yang tidak ditemukan sama sekali oleh tim penyidik kepolisian.
Mengenai Yoris, Wahyu juga mengatakan bahwa menurutnya Yoris ini mengetahui perihal meninggalnya ibu dan adik kandungnya.
Dalam video itu, Wahyu juga menyebutkan jika Yoris ini memiliki kunci rumah ataupun kunci duplikat rumah TKP.
Hal tersebut disampaikan oleh Wahyu lantaran kantor Yoris berada di rumah TKP dan setiap harinya selalu bekerja di kantor tersebut.
“(Dengan kunci rumah TKP tersebut) sewaktu-waktu Yoris ini akan bisa masuk ke dalam rumah Tempat Kejadian Perkara (TKP) jika kedua almarhumah sedang tidak ada di rumah,” kata Wahyu.
“Jadi bisa disimpulkan bahwa Yoris ini kapanpun akan bisa masuk rumah (TKP), mau siang hari, sore hari, kapanpun Yoris pasti bisa membuka rumah (TKP) tanpa dibukakan oleh orang yang berada di dalam rumah (TKP),” tambahnya.***
