Kenali Gejala Awal Penyakit yang Diderita Tukul Arwana, Waspada Bila Anda Punya Riwayat Darah Tinggi

26 September 2021, 19:31 WIB
Tukul Arwana Dikabarkan Pendarahan Otak Karena Vaksin Covid-19, Cek Faktanya /Instagram.com/@tukul.arwanaofficial

LINGKAR KEDIRI – Penyakit yang kini dialami oleh artis sekaligus komedian Tukul Arwana dikatakan sebagai penyakit serius, yaitu pendarahan di otak.

Seperti diketahui, Tukul Arwana dikenal sebagai sosok ceria, selalu menghibur pemirsa di rumah.

Adapun Indikasi yang menyebabkan pendarahan di otak, dijelaskan oleh spesialis bedah saraf dr. Subrady Leo Soepodo lulusan Universitas Padjajaran.

Baca Juga: Ridwan Kamil Tegaskan Sekolah Tatap Muka Tetap Digelar dengan Prokes Ketat: Tidak Ada Kluster Covid-19

Leo menuturkan beberapa gejala yang harus diwaspadai oleh semua orang, pasalnya pendarahan di otak tidak terjadi secara tiba-tiba, kecuali seseorang mengalami benturan keras akibat kecelakaan berat.

“Sakit kepala atau kebas di beberapa bagian tubuh seperti kebas pada kaki, tangan, atau wajah, merupakan gejala dasar yang bisa terjadi dan sering diabaikan oleh banyak orang,” ujar Leo dikutip Lingkar Kediri dari Antaranews pada 26 September 2021.

Salah satu indikasi terjadinya pendarahan di otak adalah sakit kepala, pecahnya pembuluh darah, dan penyumbatan pembuluh darah.

Baca Juga: Cek Fakta: Cek Gula Darah Gratis adalah Modus untuk Menyebarkan HIV, Benarkah? Simak Begini Faktanya

Leo juga mengatakan tips melihat orang yang pembuluh darahnya sudah pecah atau tersumbat dapat terdeteksi dengan melihat fungsi yang sudah tidak normal seperti di bagian muka, cara berbicara, bergerak, dan menelan makanan.

Hal lain yang harus diwaspadai adalah perasaan pusing dan perlu waktu yang lama dari posisi terlentang hingga tegak berdiri.

“Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan tekanan dari posisi datar, duduk, atau tegak,” kata Leo.

Baca Juga: Jadwal Pertandingan Liga 2 2021 Grup B dan C, Persis Solo vs Putra Safin Group Tayang Malam Ini

Menurut Dokter Spesialis Bedah Saraf Primaya Hospital Pasar Kemis itu menuturkan bahwa pendarahan di otak bisa disebabkan karena mengejan ketika buang air besar, batuk secara terus menerus, atau ketika menahan nafas.

“Valsava manuver atau mengedan dapat menjadi pencetus peningkatan tekanan intra kranial. Peningkatan tekanan intrakranial ini dapat menyebabkan pecah pembuluh darah pada penderita darah tinggi yang menyebabkan pendarahan di otak,” tuturnya.

“Valsavar manufer atau mengejan juga biasa dilakukan saat batuk, buang air besar, atau menahan  nafas,” lanjutnya.

Baca Juga: Pengakuan Horor Gibran yang Sempat Hilang di Gunung Guntur: Siang Terus Gak Ada Malam, Ditawari Makan Nenek

Seseorang yang menderita darah tinggi dapat mengalami pedarahan di otak dengan rentang waktu yang berbeda-beda. Ada yang gejalanya dimulai pada hitungan hari, bulan, atau tahun.

“Semakin cepat seseorang mengenali gejala, maka semakin mudah diminimalisir pendarahan pada otak,” tandasnya.

Bagi penderita darah tinggi, sebaiknya waspada dengan gejala-gejala yang disebutkan diatas, karena jika tidak dipahami dengan baik, akan berpotensi terjadinya kehilangan kesadaran atau pingsan, bahkan mungkin sampai harus dilarikan ke rumah sakit.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Antaranews

Tags

Terkini

Terpopuler