Tradisi Bubur Asyura Ada Kaitannya dengan Sejarah Peradaban Nabi Nuh, Ini Kisahnya

9 Agustus 2022, 09:00 WIB
Asala usul memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram dengan bubur Asyura /Freepik/timolin

LINGKAR KEDIRI - Tradisi bubur Asyura merupakan amalan yang biasa dilakukan oleh masyarakat terdahulu.

Tradisi bubur Asyura ini dilaksanakan bertepatan hari ke-10 bulan Muharram.

Karena umat muslim disunnah untuk berpuasa, maka bubur Asyura adalah makanan untuk pembukanya.

Baca Juga: Erling Haaland Meyakini Akan Kembali Meraih Kejayaan setelah Bergabung dengan Tim Ini

Rasa dari bubur Asyura ini beraneka ragam.

Sebab pembuatan di berbagai daerah juga berbeda-beda.

Namun, bahan yang sering digunakan untuk membuat bubur Asyura ini adalah umbi-umbian.

Sehingga menimbulkan rasa yang manis, tetapi ada pula dengan rasa gurih karena berbahan rempah-rempah dan daging.

Baca Juga: Kapan BLACKPINK Comeback? Blink Tak Perlu Khawatir, PINK VENOM Akan Segera Rilis

Tujuan pembuatan Bubur Asyura 

Terdapatnya tradisi memasak bubur Asyuro ini merupakan bentuk dari pengungkapan rasa syukur.

Asal usul adanya bubur Asyura ini ternyata sudah ada sejak masa Nabi Nuh yang selamat bersama kaumnya dari banjir besar. 

Saat perahu Nabi Nuh AS. siap untuk digunakan pada hari Asyura, beliau berkata kepada kaumnya: “kumpulkanlah semua perbekalan yang ada pada diri kalian!.”

Kemudian beliau menghampiri (mereka) dan berkata: “(ambillah) kacang fuul (semacam kedelai) ini sekepal, dan ‘adas (biji-bijian) ini sekepal, dan ini dengan beras, dan ini dengan gandung, dan ini dengan jelai (sejenis tumbuhan yang bijinya/buahnya keras dibuat tasbih)”.

Dengan begitu, kemudian Nabi Nuh berkata: “masaklah semua itu oleh kalian! Niscaya kalian akan senang dalam keadaan selamat.”

Dari peristiwa itulah yang dijadikan inspirasi saat kebiasaan menjelang Asyura.

Dan kaum muslimin terbiasa untuk memasak biji-bijian, serta peristiwa tersebut merupakan kejadian memasak pertama kali di muka bumi.***

Editor: Haniv Avivu

Tags

Terkini

Terpopuler