LINGKAR KEDIRI – Politikus Partai NasDem, Irma Suryani Chaniago angkat bicara terkait kerumunan yang menyambut Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.
Irma menilai kunjungan Presiden Jokowi di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk kerja, bukan untuk mengumpulkan massa dan menghasilkan kerumunan.
Ketika warga berkumpul untuk menyambut kedatangan Presiden Jokowi di Maumere , NTT, itu bukan kehendak Presiden.
Selain itu juga sama sekali tidak ada unsur kesengajaan dalam kerumunan yang terjadi itu.
“Kita tidak boleh berprasangka buruk kepada rakyat yang ingin melihat langsung Presiden pilihannya,” kata Irma, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (25/2/2021) dikutip dari Antara.
Irma juga mengatakan bahwa kerumunan massa di Maumere berbeda dengan kerumunan massa yang terjadi di acara pernikahan putri Rizieq Shihab di Petamburan, Jakarta.
Baca Juga: Amerika Serikat Luncurkan Serangan Udara Ke Suriah, Perintah Biden Incar Milisi Dukungan Iran
“Presiden ke NTT dalam melaksanakan tugas negara. Kerumunan di NTT tidak disengaja dan tidak direncanakan,” sambungnya.
Namun, Irma juga mengatakan bahwa kerumunan yang terjadi itu menjadi pelajaran penting bagi protokol Presiden dan protokol pemerintah daerah.
Karena seperti yang kita tahu, kerumunan sangat berbahaya ditengah pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Kemudian, mantan anggota Komisi IX DPR itu menilai tidak tepat juga apabila masalah kerumunan itu sampai dilaporkan ke polisi.
Ia menjelaskan bahwa Presiden Jokowi sampai melambaikan tangan lewat jendela atas mobil karena tidak mau mengecewakan rakyat.
“Kunjungan Presiden adalah tugas resmi. Jika ada hal-hal di luar rencana, itu tanggung jawab protokol,” pungkasnya.
Untuk diketahui, kunjungan Presiden Jokowi pada hari Selasa, 23 Februari 2021 untuk meresmikan Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka.
Sebelumnya, Presiden Jokowi juga sempat meninjau area lumbung pangan di Desa Makata Keri, Kecamatan Katiku Tana, Kabupaten Sumba Tengah, NTT.***