Gara-gara Gelar Diskusi Pelemahan KPK, Gerakan Rakyat di Pontianak Diteror

6 Juni 2021, 13:00 WIB
Ilustrasi diskusi. /Pixabay/OpenClipart-Vectors/

LINGKAR KEDIRI – Dukungan kelompok masyarakat sipil yang menolak pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan dalih Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) terus berdatangan.

Salah satunya dari kelompok masyarakat sipil yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Anti-Korupsi (Gertak) Kalimantan Barat. Mereka menggelar berbagai aksi untuk menyuarakan penolakannya.

Baca Juga: Usai Dituding Menikah Siri Dengan Ayus, Kini Nissa Sabyan Dikabarkan Hamil Oleh Dokter Kandungan 

Diantaranya seperti aksi mimbar bebas di muka umum pada Kamis, 3 Juni 2021. Kemudian, aksi dilanjutkan dengan diskusi dan pemutaran film The End Game: Ronde Terakhir Melawan Korupsi yang diproduksi Watchdoc pada Sabtu, 5 Juni 2021 malam.

Namun demikian, aksi mereka tersebut dinodai dengan adanya berbagai upaya pembungkaman seperti peretasan, food bombing, penyebaran data pribadi (doxing), hingga teror digital berupa telepon (robocall) dari berbagai nomor tidak dikenal kepada sejumlah anggota Gertak.

Baca Juga: Usai Dituding Menikah Siri Dengan Ayus, Kini Nissa Sabyan Dikabarkan Hamil Oleh Dokter Kandungan 

Setidaknya, upaya pembungkaman tersebut dialami 5 orang anggota Gertak sejak Kamis, 3 Juni 2021. Bahkan, upaya hina tersebut masih berlangsung sampai saat ini.

Sebagaimana diceritakan Sri Haryanti, salah satu anggota Gertak, bahwa upaya pembungkaman itu terjadi di tengah kegiatan diskusi dan pemutaran film The End Game: Ronde Terakhir Melawan Korupsi.

Baca Juga: Atta Halilintar Menyerahkan Perusahaan Senilai 10 Miliar Kepada Aurel Hermansyah: Semoga Omsetnya Makin Banyak 

Dia dikagetkan dengan adanya peretasan terhadap akun aplikasi pemesanan online milik salah satu rekannya yang menjadi narahubung pada kegiatan tersebut.

Menurut Anti, panggilan akrabnya, upaya peretasan atas nama rekannya itu menjurus pada tindakan “pesanan palsu” berupa 4 pesanan makanan secara berturut-turut (food bombing) melalui satu layanan aplikasi.

Baca Juga: Mengejutkan! Dihina Artis dan Produser TV saat Masih Miskin, Dicky Chandra Beberkan Semuanya pada Sule 

Akibatnya, Anti mengatakan rekannya terpaksa membayar ratusan ribu rupiah “pesanan palsu” makanan tersebut.

”Di tengah aksi yang kami lakukan, seorang rekan yang juga narahubung pada acara nonton bareng, dikagetkan dengan adanya peretasan terhadap akun aplikasi pemesanan online,” kata dia dalam keterangannya.  

 Baca Juga: Mengerikan! Peramal Dunia Ramalkan Kiamat Zombie dan Badai Matahari di 2021, Begini Penjelasanya

Tak hanya itu, berdasarkan rekaman data layanan aplikasi tersebut, Anti menyebutkan rekannya telah melakukan 1 pesanan angkutan online, namun kemudian dibatalkan oleh pengemudi.

Padahal, kata dia, rekannya tidak pernah melakukan pemesanan makanan maupun angkutan online. Bahkan aplikasi tersebut sudah tidak digunakan dan dihapus dari gawai rekannya sejak 2020.

 Baca Juga: Nissa Sabyan Hamil Setelah Menikah Siri Dengan Ayus? Simak Fakta Mengejutkan dari Salah Satu Dokter Kandungan

”Setelah aksi, saya dan rekan-rekan yang lain mencoba menelusuri dan diketahui bahwa akun aplikasi surel serta layanan daring milik rekannya itu telah diretas,” ungkapnya.

”Tidak sampai di situ, pada malam hari, sekitar pukul 19.54 WIB, rekan kami itu menghadapi upaya peretasan lagi. Kali ini terhadap akun aplikasi pesan pribadinya (WhatsApp),” imbuh Anti.

Baca Juga: Kebiasaan Atta Halilintar ini Bisa Celakakan Siapa Saja, Aurel Hermansyah Marah: ini Apa? 

Dia menyampaikan upaya peretasan juga dialami oleh dua orang rekannya yang lain. Dia mengatakan rekannya itu mendapati permintaan one time password (OTP) melalui pesan singkat (SMS) dan telepon, sebagai indikasi upaya mengambil alih akun.

Upaya lain yang dilakukan peneror, kata Anti, menghubungi melalui panggilan telepon dan pesan singkat (SMS) dengan nomor tidak dikenal. Hal itu terjadi secara berulang kali hingga Sabtu, 5 Juni 2021.

Baca Juga: Usai Dituding Menikah Siri Dengan Ayus, Kini Nissa Sabyan Dikabarkan Hamil Oleh Dokter Kandungan 

”Saya adalah pembicara di diskusi Nobar. Satu pembicara lain adalah akademisi dari IAIN Pontianak. Kami ditelepon puluhan kali oleh nomor tidak dikenal,” katanya.

Berdasarkan penelusuran, Anti mengatakan semua aksi teror itu menggunakan nomor yang sama, dan upaya tersebut masih terus berlangsung sampai saat ini.

Baca Juga: Mengejutkan! Beredar Video Dokter Kandungan Sebut Ayus Suami Nissa Sabyan: Nisa Sama Ayus Makasih Banyak 

Anti menjelaskan dia beserta keempat rekannya yang menjadi sasaran upaya peretasan memang terpublikasi dalam selebaran digital pemutaran film.

Dari tiga orang yang mendapat upaya peretasan akun WhatsApp, dua di antaranya merupakan narahubung, dan satu orang adalah moderator acara.

 Baca Juga: Mengerikan! Peramal Dunia Ramalkan Kiamat Zombie dan Badai Matahari di 2021, Begini Penjelasanya

”Apabila dicermati, sebenarnya hanya dua orang narahubung yang tertera nomor kontak dalam selebaran. Sedangkan moderator dan kedua pembicara tidak dicantumkan nomor kontak,” ungkapnya.

Karena itu, Anti menyimpulkan bahwa selain upaya peretasan dan teror, terdapat tindakan penyebaran data informasi personal (doxing) yang juga dilakukan, yaitu terhadap moderator acara dan kedua pembicara.

 Baca Juga: Verrel Bramasta Akui Hamili Anak Teman Ibunya, Begini Respon dari Venna Melinda

Menurut Anti, teror tersebut serupa dengan teror yang sempat dialami oleh rekan-rekan dari Indonesia Corruption Watch (ICW) beberapa waktu lalu.

Ternyata, upaya peretasan tersebut terjadi bukan hanya di Jakarta, melainkan di Pontianak saat melangsungkan diskusi dan aksi mengenai tes wawasan kebangsaan (TWK) pegawai KPK.

Baca Juga: Dinilai Panutan, Perlakuan Aa Gym Ke Teh Ninih Tidak Benar, Ustaz Fatullah Ungkap Tindakan Ghaza Tidak Tepat 

Anti menegaskan adanya rangkaian teror tersebut menguatkan dugaan ada yang merasa terganggu terhadap advokasi dan kampanye isu TWK ini.

”Kami melihat adanya relasi yang kuat antara pelemahan KPK, dengan pengkerdilan ruang bagi masyarakat sipil untuk menyampaikan suara dan ekspresi keresahan, atas serangkaian upaya pelemahan KPK,” kata dia.

 Baca Juga: Kebiasaan Atta Halilintar ini Bisa Celakakan Siapa Saja, Aurel Hermansyah Marah: ini Apa?

”Puncak pelemahan KPK adalah pemecatan 75 orang pegawai KPK, yang dianggap tidak memiliki wawasan kebangsaan,” papar Anti.

Melihat rentetan peristiwa itu, Anti menilai kejadian ini merupakan bentuk kemunduran demokrasi di Indonesia. Padahal, demokrasi di Indonesia menurutnya menjamin kebebasan berekspresi, keamanan data pribadi, dan perlindungan terhadap HAM.

Baca Juga: Mengejutkan! Beredar Video Dokter Kandungan Sebut Ayus Suami Nissa Sabyan: Nisa Sama Ayus Makasih Banyak 

Meski demikian, Anti menegaskan bahwa rangkaian upaya peretasan, teror, dan penyebaran data informasi tersebut sama sekali tidak akan menyurutkan upaya Gertak untuk menyampaikan informasi kepada publik.

”Sikap dan aksi kami merupakan bentuk kecintaan kami terhadap negeri ini, dan penghormatan kami terhadap Pancasila. Kebenaran akan tetap menemukan jalannya,” tegasnya.

Baca Juga: Beredar Isu Jokowi Berikan Perintah Agar Prabowo Subianto Dipecat, Simak Begini Faktanya 

Anti menambahkan terkait dengan peristiwa ini, Gertak Kalimantan Barat mengutuk keras segala bentuk pembungkaman, pengkerdilan yang dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab terhadap rakyat dan telah memukul mundur demokrasi.

”Maka, dengan ini kami juga berharap pihak berwenang, dapat mengusut tuntas berbagai upaya teror yang mengganggu, merugikan, serta mengancam kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum yang jelas telah dijamin oleh konstitusi,” tegasnya.***

 

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Siaran Pers Gertak

Tags

Terkini

Terpopuler