COVID-19 di Kudus dan Bangkalan Menggila, Menkes Kirim Dokter Hingga Drop 50 Ribu Dosis Vaksin

8 Juni 2021, 10:26 WIB
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay.com/fernandozhiminaicela

LINGKAR KEDIRI – Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menyebutkan bahwa ada dua daerah yang mengalami lonjakan tinggi kasus COVID-19 pasca libur Lebaran, yaitu Kabupaten Kudus di Jawa Tengah dan Kabupaten Bangkalan di Jawa Timur.

Disebutkan bahwa di Kabupaten Kudus tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit meningkat dari sekitar 40 pasien hingga mencapai 350 pasien dalam 1,5 minggu terakhir.

Baca Juga: Link Download X8 Speeder Speed Hack Tanpa Iklan untuk Higgs Domino Rp

Sementara, untuk kasus di Bangkalan, keterisian tempat tidur isolasi meningkat dari sekitar 10 pasien hingga mencapai 70-80 pasien dalam beberapa hari ini.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan tingginya lonjakan kasus COVID-19 di dua daerah itu spesifik terjadi di klaster ziarah untuk wilayah Kabupaten Kudus dan klaster Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk wilayah Bangkalan.

Baca Juga: India Terancam Kekurangan Pasokan Oksigen Medis, Menteri Lingkungan Hidup Sarankan Hal ini 

Karena itu, dia menyebutkan pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19 telah meninjau langsung dua daerah yang mengalami lonjakan kasus pasca libur lebaran tersebut. Empat langkah tercepat pun telah disiapkan untuk menanganinya.

Dia menyebutkan langkah pertama yaitu dengan mengurai tekanan beban yang ada di rumah sakit dengan cara merujuk pasien-pasien yang bergejala berat dan sedang ke kota terdekat. Dia menyebutkan seperti Kudus ke Semarang dan Bangkalan ke Surabaya.

Baca Juga: Ikatan Cinta Diserang Buzzer, Arya Saloka Naik Pitam Hingga Mengancam Akan Turun Gunung 

”Ini (langkah pertama) yang paling penting, karena ini urusannya dengan nyawa,” kata Budi Gunadi dalam keterangan resminya sebagaimana dikutip Lingkar Kediri, Senin, 07 Juni 2021.

Sampai saat ini, dia menyampaikan kapasitas rumah sakit yang ada di Semarang dan juga Surabaya masih mencukupi untuk menerima pasien rujukan dari dua daerah tersebut.

Baca Juga: Denny Darko Bongkar Bahaya 5G Hadir di Indonesia, Sebut Sengsarakan Rakyat Hingga Banyak Pengangguran 

Sedangkan secara nasional, dia menyebutkan bahwa dari total 72 ribu tempat tidur yang dialokasikan untuk perawatan pasien COVID-19 telah terisi sekitar 31 ribu.  

”Kita masih memiliki cadangan tempat tidur isolasi yang cukup,” ujarnya.

 Baca Juga: Terbongkar! Fakta Baru Nissa Sabyan dengan Ayus, Dokter Kandungan Ungkap Maksudnya: Maaf Membuat Resah

Lebih lanjut, Menkes memaparkan pemerintah telah bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mengurai dan mengurangi tekanan di rumah sakit di Kudus dan Bangkalan.

Salah satunya dengan mengirimkan dokter dan perawat untuk mengisi dan mengurangi tekanan dari tenaga kesehatan yang cukup banyak terpapar COVID-19.

 Baca Juga: Ikatan Cinta 8 Juni: Aldebaran Takut Kehilngan Istri, Situasi Memungkinkan Kembalinya Andin pada Nino

Khususnya seperti kasus di Kudus yang tercatat ada sekitar 300-an lebih tenaga kesehatan sudah terpapar COVID-19.

”Meski demikian, karena mereka semua sudah divaksin, alhamdulillah sampai sekarang kondisinya masih baik. Termasuk satu orang dokter spesialis yang usianya 70 tahun,” ungkapnya.

Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta 8 Juni: Aldebaran Mengaku Takut, Hingga Andin Tak Mampu Menahan Amarah dan Main Tangan 

Sedangkan untuk langkah kedua, Menkes menyampaikan telah melakukan penanganan di sisi hulu yaitu dengan terus meningkatkan kedisiplinan masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Dia juga menyebutkan telah menghimbau semua kepala daerah, khususnya di Kudus dan Bangkalan, untuk memastikan penerapan protokol kesehatannya harus diperketat dan dijelaskan dengan baik kepada masyarakat.

Baca Juga: Yuni Shara Ketahuan Mengelus kepala Raffi Ahmad, Dirinya Ungkap Hubungan Keduanya Baik-baik Saja 

Selanjut, untuk langkah ketiga, Budi menyampaikan juga telah menginstruksikan kepada semua kepala daerah untuk dilakukan pengintensifan dalam upaya 3T yaitu testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan), dan treatment (perawatan).

”Lakukan testing dengan disiplin dan saya minta tolong dilaporkan secara lengkap.  Dengan demikian, kita bisa melakukan langkah antisipasi kalau kita temui ada yang terkena,” ujarnya.

 Baca Juga: Terbongkar! Fakta Baru Nissa Sabyan dengan Ayus, Dokter Kandungan Ungkap Maksudnya: Maaf Membuat Resah

Khusus dalam langkah ini, Budi berharap masyarakat untuk tidak menolak dan khawatir jika petugas melakukan tracing. Hal itu supaya bisa mengurangi laju penularannya.

”Tracing-nya jangan ditolak. Siapa saja yang terdekat, rekan-rekan terdekat, kemudian kita tes,” kata Budi.

 Baca Juga: Denny Darko Bongkar Bahaya 5G Hadir di Indonesia, Sebut Sengsarakan Rakyat Hingga Banyak Pengangguran

Disisi lain, Menkes juga menekankan pentingnya pelaksanaan isolasi mandiri bagi yang terkonfirmasi positif. Karena, penyakit ini menurutnya 80 persen bisa sembuh sendiri.

Meski demikian, dalam prosesnya membutuhkan tempat isolasi khusus agar tidak terjadi penularan. Seperti yang telah dilakukan di beberapa daerah dengan menyediakan tempat isolasi mandiri secara swadaya.  

 Baca Juga: Yuni Shara Ketahuan Mengelus kepala Raffi Ahmad, Dirinya Ungkap Hubungan Keduanya Baik-baik Saja

”Penyakit ini 80 persen sembuh sendiri, musuhnya adalah penularan,” ungkapnya.

Sementara, untuk langkah ke empat, Budi menyampaikan telah berupaya untuk terus mempercepat pelaksanaan vaksinasi. Dia mengatakan pemerintah telah menyalurkan masing-masing 50 ribu dosis vaksin khusus untuk daerah Kudus dan Bangkalan.

 Baca Juga: Spoiler Ikatan Cinta Hari ini: Nino Tersentak di Tengah Jalan saat Mengetahui Elsa Sudah Diganyang Ricky

”Kita sudah drop 50 ribu (dosis) vaksin khusus. Hal ini supaya segera bisa mengurangi risiko penularannya,” ungkap Budi.

Berkaca pada lonjakan kasus COVID-19 pasca libur Lebaran di dua daerah itu, Menkes kembali mengingatkan untuk mewaspadainya. Karena, diperkirakan masih akan berlangsung hingga 5-7 minggu setelah libur panjang.

Baca Juga: India Terancam Kekurangan Pasokan Oksigen Medis, Menteri Lingkungan Hidup Sarankan Hal ini 

Sebagaimana berdasarkan pengalaman sebelumnya, dia menyampaikan puncak dari kenaikan kasus terjadi pada 5-7 minggu sesudah liburan.

”Ini perkiraan kita, kita masih akan melihat adanya kenaikan kasus ini sampai akhir bulan atau awal bulan depan dengan persiapan yang sudah kita lakukan,” tandasnya.

 

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: setkab

Tags

Terkini

Terpopuler