LINGKAR KEDIRI - Pemerintah terus melakukan perbaikan Program Kartu Prakarja. Hal ini diungkapkan langsung leh Direktur Eksekutif Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Purbasari.
"Sejak awal kami bertekad menjadikan ini sebagai sebuah produk dan bukan sekedar program yang menyerap APBN," ujar Denni Purbasari pada Minggu, 12 September 2021 dikutip lingkarkediri.pikiran-rakyat.com dari laman Antara.
Denni menuturkan bahwa pihaknya akan melakukan perbaikan dengan selalu mendengarkan suara dari konsumen.
"Perbaikan kami lakukan dengan mendengarkan suara konsumen secara terus menerus, baik melalui komentar di media sosial maupun contact center," ungkap Denni.
Baca Juga: Maia Estianty Kekeh Putuskan untuk Tinggalkan Indonesia, Irwan Musrry: Cari Rumah Disana
Tak hanya itu, Denni juga mengungkapkan bahwa pelaksana program tengah berusaha menyelesaikan setiap persoalan yang muncul dalam penyelenggaraan program secepat mungkin.
Ia mencontohkan ketika terdapat masalah teknis dalam penyelenggaraan layanan contact center maka, tim Operasi dan Teknologi akan segera memperbaiki permasalahan tersebut.
Baca Juga: Zikri Daulay Dikabarkan Memiliki Calon Baru, Syakir Daulay: Nggak Harus Buru- buru Kok
"Tim operasi dan teknologi ini 'DNA-nya start up. Mereka biasanya langsung merespons dan dipastikan tidak akan tidur sebelum persoalan selesai," ungkapnya.
Menurut Denni, program Kartu Prakerja sebagai perusahaan rintisan pemerintah yang berhasil mengubah wajah layanan publik, khususnya di bidang pelatihan vokasi.
Denni menyebut bahwa program ini memiliki kultur seperti perusahaan rintisan yang didominasi oleh anak-anak muda cemerlang dan memiliki dedikasi tinggi.
"Kartu Prakerja ini berbeda. Saya yakinkan bahwa program ini make a different (membuat perbedaan)," ujarnya.
Denni mengakan dengan memanfaatkan teknologi digital, skala dan kecepatan yang dihasilkan dari program Kartu Prakerja sangat tinggi.
Selama 17 bulan berjalan, program Kartu Prakerja telah menjangkau hampir 10 juta penerima dari 514 kabupaten/kota. Bahkan untuk wilayah Papua sendiri, tahun ini telah mencapai 63 orang.***