Waktu Evakuasi Tsunami Kurang dari 20 Menit Setelah Informasi Gempa Diterima, Simak Penjelasannya

29 September 2020, 20:26 WIB
Papan petunjuk jalur evakuasi bencana tsunami di Dusun Klatak, Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. /Twitter/@BNPB_Indonesia//

LINGKAR KEDIRI - Potensi tsunami setinggi 20 meter dikabarkan tengah menjadi perhatian masyarakat pesisir Selatan Pulau Jawa, dan beberapa titik yang lain di Indonesia yang diperkirakan hanya butuh waktu sekitar 20 menit untuk dapat mencapai daratan. Oleh karena itu, untuk evakuasi dini jika bencana tersebut memang terjadi, berarti hanya ada waktu sekitar 15-17 menit, setelah kabar tersistem diterima masyarakat.

Sebelumnya, hasil riset Institut Teknologi Bandung (ITB) sempat menggemparkan masyarakat akhir-akhir ini. Riset itu menyebutkan adanya potensi tsunami di sepanjang pantai Selatan Pulau Jawa dengan ketinggian hingga 20 meter.

Mengacu pada tahun 2008, BMKG telah menjalankan Sistem Monitoring serta Peringatan Dini Gempa Bumi dan Tsunami untuk mengantisipasi dampak gempa bumi seperti kejadian di Aceh beberapa tahun silam.

Baca Juga: Gempa Bumi 28 September 2020 Terjadi Dua Kali, Tidak Berpotensi Tsunami

Baca Juga: BMKG: Masih Riset, Jangan Panik! isu Gempa Megathrust dan Tsunami Indonesia, Update 27 September

Kala itu, waktu tiba gelombang tsunami ke pantai terdekat kurang lebih 20 menit.

Saat ini, sistem monitoring dan peringatan dini bencana alam sudah memakai teknologi mutakhir bernama Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligent (AI).

Dengan teknologi tersebut, data secara otomatis akan terkirim melalui BNPB, BPBD, Televisi, dan berbagai media informasi lainnya seperti SMS, telepon, fax, media sosial, aplikasi info BMKG, dsb.

Baca Juga: Potensi Tsunami Pantai Selatan Jawa dengan Tinggi 20 M, Begini Penjelasan dan Riset Pakar ITB

Perlu sekitar 3-5 menit setelah gempa terjadi, untuk data tersebut dapat diterima.

Artinya, hanya tersisa waktu sekitar 15-17 menit setelah data diterima masyarakat untuk dilakukan evakuasi, sebelum gelombang tsunami mencapai bibir pantai.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono mengatakan, Pulau Jawa bagian Selatan menjadi salah satu yang mungkin akan terdampak dari lempeng tersebut.

Baca Juga: Kisah Pilu G30S PKI: 10 Perempuan Tertuduh yang Jadi Korban Salah Tangkap Pembunuh Para Jenderal

"Ada (Pergerakan) lempeng tektonik di Indo-Australia dengan Eurasia atau Lempeng Sunda di sebelah utaranya, sehingga lokasinya ada di selatan Jawa. Di laut lepas," ucap Rahmat.

Rahmat mengatakan potensi itu dapat dilihat dari adanya dua lempeng seismic gap atau kekosongan kegempaan dalam periode waktu yang cukup panjang.

Apabila dua lempeng seismic gap tersebut terjadi patahan secara bersamaan, dapat menimbulkan gempa dengan magnitudo 9,1. Kekuatan sebesar itu, sangat berpotensi terjadi tsunami.

Baca Juga: 7 Fakta Vanuatu, Ceramahi HAM Indonesia tapi Negaranya Kanibal

Parahnya, apabila gempa di dua lempang seismic gap tersebut terjadi, dapat memicu patahan di lempeng lainnya, sehingga menimbulkan gempa bumi dengan magnitudo maksimal.

Rahmat menambahkan, potensi tsunami tidak hanya terjadi di selatan Pulau Jawa saja, namun banyak wilayah di Indonesia bisa juga terdampak, antara lain di Pantai Sumatera, Selatan Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Utara Papua, Manado, dan Sulawesi Utara.

Baca Juga: Terjun dari Pesawat, Prajurit ini Bertemu Ayah Kandungnya Saat di Darat yang Sama-sama Anggota TNI

 

Perlu diketahui, tsunami sebenarnya dapat terjadi di sepanjang jalur pertemuan lempeng.

Ketika pertemuan antar lempeng yang ada di dasar laut tersebut patah, akan menimbulkan gempa bumi.

Alhasil, seluruh air laut yang berada di atas patahan tersebut akan bergejolak dan timbul gelombang besar yang akan mengarah menjauhi sumber gempa, yaitu menuju daratan dan pulau-pulau disekitarnya. Demikian, gulungan ombak besar dan tinggi tersebut yang dinamakan tsunami. 

Baca Juga: Melebihi Akurasi Seismograf, Ikan Oarfish Jadi Pertanda Datangnya Gempa dan Tsunami

Tak harus heran, Rahmat juga mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak daerah pertemuan lempeng, sehingga potensi tsunami bisa saja terjadi di banyak tempat.

Potensi tsunami itu dapat terjadi di sepanjang daerah pertemuan lempeng tektonik, mulai dari laut Andaman di bagian Tenggara Pulau Sumatera, di Simeule, Nias, Mentawai, Enggano hingga ke bagian selatan Jawa sampai Nusa Tenggara.

Daerah-daerah tersebut semuanya memiliki potensi sumber gempa yang dapat menimbulkan tsunami.***

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler