LINGKAR KEDIRI - Depat paslon memperebutkan kursi kekuasaan dalam Pemilu adalah hal wajib dimana para calon dapat menunjukkan kredibilitas mereka untuk masa depan wilayah yang akan dipimpin.
Dalam pandemi COVID 19 sekalipun, Komisi Pemilihan Umum (KPU) tetap mengadakan debat publik.
Hal tersebut disamping untuk menunjukkan siapa bakal calon pemimpin, juga untuk menunjukkan visi misi mereka kepada calon pemilih secara lebih luas.
Baca Juga: Kasus Prostitusi Online Artis ST dan MA, Patok Tarif Sampai Ratusan Juta Permalam
Dilansir dari Antara, Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Dr. Netty Herawati tidak terlalu berpengaruh untuk menentukan siapa yang nantinya terpilih dalam Pemilu.
“Dalam perhelatan pemilu, di lapangan menurut pengamatan dan diskusi di tingkat bawah porsi kampanye melalui debat publik tidak signifikan mempengaruhi masyarakat untuk memilih paslon yang berlaga,”Ujar Dr Netty, di Pontianak, Jumat, 27 November 2020, dikutip dari Antara.
Ia juga menjelaskan, bahwa tidak hanya pemilu sekelas Pilkada, pemilu skala Nasional pun debat publik tidak berpengaruh banyak untuk menentukan kemenangan calon.
Baca Juga: Bergosip Dapat Mengurangi Stres? Simak Manfaat Dari Kegiatan Negatif Ini
Akademisi Untan Pontianak tersebut menyebut bahwa Demokrasi yang ada di Indonesia saat ini masih belum matang, atau jauh dari kata baik.