LINGKAR KEDIRI - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah tengah mengupayakan agar calon pekerja migran Indonesia (CPMI) yang hendak bekerja ke luar negeri bisa mendapatkan kuota untuk pelatihan melalui program Kartu Prakerja.
Hal ini disampaikan Ida saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI pada Selasa, 16 Maret 2021.
"Keinginan kami untuk mendapatkan alokasi atau kuota bagi CPMI belum terpenuhi, dan kami dijanjikan Pak Menko Perekonomian bisa dimungkinkan di semester kedua Tahun 2021," tutur Ida Fauziyah sebagaimana dikutip oleh lingkarkediri.pikiran-rakyat.com dari laman Antara.
Baca Juga: Mimpi Ketemu Mantan Kekasih Ternyata Pertanda Buruk, Ini Penjelasannya Menurut Primbon Jawa
Menurut Ida, rencana tersebut lantaran program Kartu Prakerja masih menjadi salah satu bentuk bantuan sosial di masa pandemi Covid-19 bagi pekerja korban pemutusan hubungan kerja (PHK).
Ketika CPMI berkesempatan untuk mendapatkan Kartu Prakerja, maka Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN) menjadi lembaga pelatihan kerja swasta (LPKS) yang bisa menyelenggarakan pelatihan.
Dalam mewujudkan rencana tersebut, menaker memastikan telah menginstruksikan jajarannya agar Balai Latihan Kerja (BLK) yang berada di bawah naungan pemerintah pusat menyediakan pelatihan bagi calon pekerja Indonesia yang hendak berangkat ke luar negeri.
Baca Juga: Bukan Jadi Pajangan Rumah, 5 Tanaman Hias Ini Justru Mampu Lancarkan Rezeki Menurut Feng Shui
Selain itu, Ida Fauziyah turut menyoroti terkait skema pembiayaan penempatan PMI di mana rencananya tidak dibebakankan kepada pekerja.
Untuk itu, Menaker Ida memastikan bahwa pihaknya terus mendiskusikan hal tersebut dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).
Sementara itu, Sekretaris Utama BP2MI Tatang Budie Utama mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan manajemen pelaksana Kartu Prakerja.
Baca Juga: Inilah 7 Khasiat Tak Terduga Air Mawar, Mampu Cegah Penuaan Hingga Tingkatkan Mood
Menurut Tatang, pelatihan secara online di masa pandemi belum terlalu sesuai untuk CPMI.
"Tapi, mungkin untuk ke depan perlu dibicarakan lebih lanjut bagaimana karena ada kaitan dengan skilling, reskilling, dan upskilling memanh perlu sekali CPMI diberikan pelatihan-pelatihan," kata Tatang.***