Waspada! Ternyata Jawa Timur Pernah Alami 9 Kali Gempa Bumi yang Merusak, BMKG Ungkap Fakta dalam Sejarahnya

- 4 Juni 2021, 08:18 WIB
Ilustrasi bangunan rusak akibat gempa bumi.
Ilustrasi bangunan rusak akibat gempa bumi. /Pexels/Ahmed Akacha

LINGKAR KEDIRI - Potensi gempa bumi hingga tsunami menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengancam sejumlah wilayah Jawa Timur.

Hal ini disampaikan dalam acara webinar yangdisiarkan langsung oleh BMKG melalui akun youtubenya.

Potensi gempa tersebut diprediksi berdasarkan pemodelan metematis.

Dalam pemodelan tersebut, wilayah Jawa Timur memiliki ancaman yang sangat serius.

Ancaman tersebut adalah potensi gempa bumi dengan skala besar yakni 8.9 Magitudo.

Baca Juga: Serius Akan Mempersunting Ayu Ting Ting, Ivan Gunawan Mengungkapkan Rasa Cinta Tulusnya

Selain itu, gempa bumi ini akan disusul oleh tsunami dengan ketinggian mencapai 29 meter.

Dalam catatan BMKG sebegaimana dilansir dari Serangnews.com BMKG mengantongi sejumlah fakta sejarah yang mencengangkan.

Pasalnya Wilayah Jawa Timur ternyata pernah alami 9 kali gempa yang merusak.

Gempa merusak di Jawa Timur dengan dampak guncangan mencapai skala intensitas VII MMI-IX MMI.

Sejarah gempa merusak di Jawa Timur

Gempa Mojokerto, 22 Maret 1836. Belum diketahui pasti magnitudo gempa ini, tapi dampak gempa dilaporkan mencapai skala intensitas VII-VIII MMI.

Gempa Madiun, 20 November 1862. Dampak gempa ini dilaporkan mencapai skala intensitas VII MMI.

Gempa Wlingi, 15 Agustus 1896. Dampak gempa dilaporkan mencapai skala intensitas VII MMI.

Baca Juga: Bali Terancam Potensi Tsunami dan Gempa Bumi, Sejumlah Alat ini Dipasang, Begini Penjelasan BPPT

Guncangan dirasakan hingga daerah Brangah, Negororejo, Probolinggo.

Gempa Tulungagung, 20 Agustus 1902. Dampak gempa dilaporkan mencapai skala intensitas VII MMI.

Gempa Pacitan, 27 September 1937. Kekuatan gempa M 7,2. Getaran dirasakan dalam skala intensitas VII-IX MMI.

Setidaknya 2.200 rumah roboh dan banyak orang tewas.

Gempa Lamongan, 11 Agustus 1939. Dampak gempa dilaporkan mencapai skala intensitas VII MMI. Gempa dirasakan hingga Rembang, Jawa Tengah.

Gempa Malang, 20 November 1958. Dampak gempa mencapai skala intensitas VII-VIII MMI. Akibat gempa, banyak rumah rusak, beberapa lokasi tanah terbelah, dan 8 orang tewas.

Gempa Malang, 19 Februari 1967. Dampak gempa dilaporkan mencapai skala VII-IX MMI. Kerusakan parah terjadi di daerah Dampit, sebanyak 1.539 rumah rusak, 14 orang tewas, dan 72 orang luka-luka.

Akibatnya, di Gondanglegi 9 orang tewas, 49 luka-luka, 119 rumah roboh, 402 rumah retak, 5 masjid rusak. Di Trenggalek, 33 rumah retak. Gempa ini dirasakan hingga Banyumas dan Cilacap.

Gempa Blitar-Trenggalek, 4 Oktober 1972. Guncangan kuat terjadi di Gandusari dan Trenggalek.

Baca Juga: Potensi Tsunami 29 Meter di Wilayah Jawa Timur, Begini Penjelasan BMKG

Dikutip Lingkar Kediri dari artikel yang sebelumnya tayang di Serangnews.com dengan judul "BMKG Ungkap Sejarah Gempa Dahsyat dan Gelombang Tsunami Merusak di Jawa Timur, Ini Faktanya!", Sejarah gempa tersebut menurut BMKG harus dijadikan pengalaman untuk masa depan.

"Artinya kalau di masa lalu sudah pernah terjadi gempa kuat, ini kemungkinan masih bisa terjadi di masa depan," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam webinar bertajuk Kajian dan Mitigasi Gempa bumi dan tsunami di Jawa Timur, akhir pekan lalu.

Dia pun mengingatkan, hal itulah yang harus dipersiapkan.

Karena di Jawa Timur juga ada zona-zona patahan aktif seperti patahan Kendeng, Pasuruan, Probolinggo, di sekitar Rembang sampai Madura.

Untuk itu, masyarakat dan pemerintah perlu mewaspadai daerah yang ada di zona patahan aktif.***(Ade Maulana/Serang News)

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Serang News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah