Siti Fadilah: Peneliti Ungkap Semakin Banyak Vaksin, Semakin Banyak Mutasi Virus yang Terjadi

- 8 Agustus 2021, 09:27 WIB
Siti Fadilah Supari
Siti Fadilah Supari /Tangkapan layar YouTube Karni Ilyas Club

LINGKAR KEDIRI – Hampir mamasuki dua tahun sejak virus corona ditemukan hingga saat ini, namun belum ada tanda-tanda pandemi ini akan berakhir.

Hal itu lantaran virus corona terus mengalami mutasi menjadi banyak varian yang semakin berbahaya.

Menanggapi hal itu, mantan Menteri Kesehatan (menkes) Siti Fadilah Supari memberikan statementnya

Siti Fadilah Supari mengatakan bahwa, pengaruh vaksin dapat menyebabkan peningkatan jumlah mutasi virus corona.

Baca Juga: Palestina dan Israel Saling Serang Menggunakan Balon Api vs Pesawat Tempur

Mantan Menkes tersebut, mengungkapkan bahwa terdapat beberapa penelitian yang menyatakan adanya pengaruh vaksin terhadap keganasan virus corona.

Menurutnya kehadiran berbagai macam vaksin akan meningkatkan mutasi virus corona yang terjadi.

“Jadi ada beberapa penelitian yang mengatakan pengaruh vaksin terhadap keganasan, jadi justru vaksin itu akan meningkatkan mutasi yang terjadi,” kata Siti Fadilah Supari, dikutip Lingkar Kediri dari kanal Youtube Karni Ilyas Club, Sabtu, 7 Agustus 2021.

Dirinya menekankan bahwa berdasarkan penelitian tersebut, semakin banyak vaksin Covid-19 yang dikembangkan, maka mutasi virus juga semakin banyak terjadi.

“Semakin banyak vaksin, maka semakin banyak mutasi yang terjadi,” ujar Siti Fadilah Supari.

Baca Juga: Ditemukan Lagi Virus Corona Varian Baru ‘Lamdda’, Jauh Lebih Menular dari Varian Alpha dan Gamma

Tak hanya itu, dia juga menyoroti berbagai mutasi virus corona yang terjadi, yang saat ini telah mencapai varian Lambda.

“Dan mutasinya kalau sekarang Delta, mungkin the next (selanjutnya) Lambda, Kappa, kita gak tahu,” ucap Siti Fadilah Supari.

Oleh sebab itu, dia meminta Pemerintah untuk melakukan penelitian dan eksplorasi virus, paling tidak untuk kepentingan rakyat Indonesia.

“Lah ini mbok ya dieksplorasi, diteliti, sini semua ahli virus nasional duduk, ayo kita periksa ini, ayo kita teliti, at least (paling tidak) untuk orang Indonesia,” minta Siti Fadilah Supari.

Senjutnya, dia mengaku tidak percaya terhadap vaksin-vaksin Covid-19 yang diberikan di tengah pandemi Covid-19.

“Ini jawaban saya pribadi, dalam hati saya, saya tidak terlalu percaya bahwa vaksin itu ada gunanya diberikan pada waktu pandemi,” kata Siti Fadilah Supari.

Bahkan Siti Fadilah membenarkan memang ada orang-orang yang tidak mengalami gejala parah setelah divaksinasi Covid-19, tetapi ada juga yang meninggal dunia meski telah divaksinasi.

“Memang ada yang mengatakan yang divaksin itu kalau sakit tidak terlalu parah, memang ada, tapi ada juga yang divaksin malah mati juga ada,” pungkas Siti Fadilah Supari.

Baca Juga: Hukum Seorang Suami Menyusu kepada Istri, Apa Diperbolehkan Dalam Islam? Begini Penjelasan Buya Yahya

Siti Fadilah menambahkan bahwa Chili yang telah memvaksinasi 65 persen warganya menggunakan Sinovac, kembali mengalami ledakan Covid-19.

Sedangkan Indonesia mengalami ledakan Covid-19 bahkan saat baru belasan persen warganya divaksinasi.

“Chili yang menggunakan Sinovac dan sudah 65 persen coverage-nya di dalam rakyatnya, outbreak juga. kita baru 10 persen, 13 persen sudah outbreak,” imbuh Siti Fadilah Supari.

Artikel ini pernah tayang di PikiranRakyat.com dengan judul "Siti Fadilah Supari: Penelitian Ungkap Vaksin Justru Tingkatkan Mutasi Virus Corona".***

 

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah