Network
LINGKAR KEDIRI - Belakangan ini sejumlah kawasan di Indonesia mengalami perubahan suhu yang sangat ekstrim, hal ini kemudian berdampak pada bencana alam hingga berbagai penyakit lantaran imunitas ikut menurun.
Secara garis besar faktor penyebab perubahan iklim dapat dibagi menjadi dua, pertama karena faktor alam dan yang kedua karena ulah manusia sendiri.
Pembangunn dalam bidang ekonomi dan industri yang pesat seperti konsumsi energi fosil, jumlah kendaraan bermotor, serta penebangan hutan untuk pembukaan lahan merupakan faktor turut memberi dampak serius bagi iklim dunia.
Baca Juga: Mengidap Autoimun, Cita Citata Tak Mau Lakukan Ini Lagi
Manusia bertanggung jawab atas perubahan komposisi atmosfer yang dikenal dengan sebutan gas rumah kaca atau GRK.
Gas Rumah Kaca yang terdiri atas karbondioksida, gas metana, hidrogen, dan zat lainnya tersebut diperlukan untuk menjaga kestabilan suhu di bumi.
Namun jika lapisan tersebut semakin tebal maka suhu panas bumi yang terperangkap pun semakin tinggi. Fenomena itulah yang lantas dikenal dengan pemanasan global
Baca Juga: 5 Ramalan Ilmuwan yang Dipercaya Akan Terjadi, Salah Satunya Manusia Akan Hidup di Dalam Air
Dilansir Lingkar Kediri dari kanal YouTube Data Fakta pada Jumat 10 September 2021. Conservation International merilis data bahwa pada tahun 2018, 1.408 bagian per juta atau PPM konsentrasi karbon dioksida atmosfer adalah yang tertinggi dalam tiga juta tahun terakhir.
