Makna dan Sejarah Hari Pahlawan 10 November, Gelora Semangat Arek Surabaya Merobek Simbol Penjajahan

- 10 November 2021, 06:40 WIB
Makna dan Sejarah Hari Pahlawan 10 November.
Makna dan Sejarah Hari Pahlawan 10 November. /

LINGKAR KEDIRI – 10 November 1945 memang dikenal dan merupakan tanggal bersejarah bagi bangsa Indonesia.

Pada hari itu puncak pertempuran di Surabaya, antara pasukan penjajah dan Indonesia terjadi. Karena banyak pejuang yang gugur pada hari itu, maka 10 November dinyatakan sebagai hari nasional yaitu Hari Pahlawan.

Penentuan ini resmi melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 Tanggal 16 Desember 1959.

 Baca Juga: 5 Fakta Unik Pertempuran 10 November yang Belum Pernah Diajarkan di Sekolah, Nomor 4 Mencengangkan

Pertempuran pada tanggal 10 November 1945 yang terkenal dengan semboyan “Merdeka atau Mati” merupakan pertempuran pertama yang terjadi setelah kemerdekaan Indonesia, dan merupakan yang terbesar dalam sejarah bangsa.

Dilansir LingkarKediri.pikiran-rakyat dari ipeka.org, pertempuran tersebut dipicu oleh berbagai hal, pertama Insiden Hotel Yamato.

Sebulan setelah memproklamasikan kemerdekaannya, Indonesia kembali diguncang berbagai peristiwa.

 Baca Juga: Qorin Vanessa Angel Didatangkan, Diduga Penyebab Kecelakaan Ada Gangguan Gaib untuk Menjadikan Tumbal?

Di Surabaya, Belanda mengibarkan bendera negaranya di Hotel Yamato. Kejadian ini membuat warga marah karena menganggap Belanda tidak menghargai usaha rakyat Indonesia yang telah memproklamasikan kemerdekaan.

Pengibaran bendera Belanda akhirnya membuat para pemuda berdebat dengan Belanda. Para pejuang kemudian naik ke hotel Yamato dan merobek bagian biru bendera sehingga hanya tersisa merah dan putih.

Insiden hotel Yamato kemudian menjadi awal dari pertempuran pertama antara tentara Indonesia dan tentara Inggris yang dimulai pada 27 Oktober 1945.

 Baca Juga: Ramalan Zodiak Kesehatan Besok 10 November 2021, Aries Waktunya Berfantasi, Gemini Coba Ikut Kompetisi

Melihat situasi yang memanas, Jenderal DC Hawthorn meminta bantuan Presiden Soekarno untuk menenangkan situasi.

Kedua, pembunuhan Brigadir Jenderal Mallaby, pada 29 Oktober 1945, pihak Inggris dan Indonesia menandatangani perjanjian gencatan senjata.

Situasi kemudian berangsur stabil, namun terjadi salah paham yang mengakibatkan tewasnya Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby, pemimpin tentara Inggris untuk Jawa Timur.

Kematian Jenderal Mallaby merupakan faktor utama dalam pertempuran pada 10 November nantinya.

 Baca Juga: Ramalan Zodiak Kesehatan Besok 10 November 2021, Aquarius Waspada Insomnia, Capricorn Perhatikan Diri Sendiri

Ketiga, puncaknya Pertempuran 10 November, pasukan Inggris marah dan meminta Indonesia untuk menyerahkan senjata dan berhenti berperang melawan tentara AFNEI dan pemerintahan NICA.

Namun rakyat Indonesia menolak dan melakukan perlawanan, hal ini mengakibatkan Inggris melakukan "Bloody Cleansing" di seluruh pelosok kota pada tanggal 10 November 1945.

Kejadian ini dimulai dengan bom udara di gedung-gedung pemerintahan Surabaya, mengerahkan sekitar 30.000 infanteri, beberapa pesawat, tank, dan kapal perang.

 Baca Juga: Ternyata Bercak Darah di Jaket Yosef Ditemukan Usai Tuti-Amel Terbunuh, Mengaku Tak Lihat Gunting dan Cutter

Kemudian, berbagai bagian kota Surabaya dibombardir dan ditembak dengan meriam dari laut dan darat.

Pasukan Indonesia dan perlawanan milisi kemudian berkecamuk di seluruh kota. Pertempuran pada hari itu berlangsung selama beberapa hari dan berakhir pada 28 November 1945.

Keterlibatan penduduk dalam pertempuran ini mengakibatkan ribuan dari mereka menjadi korban invasi militer Sekutu.

Dalam pertempuran di Surabaya ini, sekitar 6.000 pahlawan nasional tewas, 200.000 warga sipil mengungsi dari kotanya, dan semboyan "Merdeka atau Mati", atas perjuangan rakyat Surabaya melawan penjajah, pemerintah akhirnya memperingati peristiwa tersebut sebagai Hari Pahlawan.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: ipeka.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x