"Saya pikir larangan bepergian itu bersifat sementara dan saya pikir dunia itu global.
Seberapa sering pun perbatasan ditutup, virus akan menyebar," katanya.
Sementara itu, bos AirAsia juga mengkritik harga tes PCR. Ini dianggap mahal dan merupakan persyaratan masuk di banyak negara seperti Thailand dan Indonesia.
Tony Fernandes mengatakan mahalnya biaya tes PCR ini berisiko mengecewakan para pelancong, betapapun mereka ingin kembali berlibur ke luar negeri.
Dia mengatakan tidak ada pemerintah yang memperhatikan biaya tes PCR yang mahal ini, terutama di Asia Tenggara.
Dilansir dari Pikiran Rakyat dalam "Bos AirAsia Sebut Tak Perlu Lebay Soal Omicron, Sarankan Harga Tes PCR Lebih Murah."
"Tidak adil penumpang membayar biaya seperti itu. Tentu kami ingin diringankan, tapi kami ingin dimudahkan," ujarnya.
Namun, dia memuji Thailand atas upayanya untuk melonggarkan langkah-langkah untuk melindungi para pelancong agar tidak memasuki negara mereka.
Salah satu dari itu dikarantina secara paksa, dan Thailand juga melakukan mitigasi untuk menarik banyak wisatawan ke negeri gajah putih ini. Thailand masih di depan ASEAN.