Marak Kabar Soal Hepatitis Akut, Ahli Kesehatan Ungkap Kasusnya Dalam Sebulan Belum Sebanding Covid-19

- 13 Mei 2022, 15:25 WIB
Ilustrasi virus hepatitis.
Ilustrasi virus hepatitis. /Pixabay/BlenderTimer/

Satu bulan kemudian, kata Tjandra, pada 30 Januari 2020 WHO menyatakan sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia.

Sesuai aturan International Health Regulation (IHR), kata Tjandra, Pada 30 Januari 2020 atau sebulan sesudah dideteksi muncul 19.961 kasus suspek maupun terkonfirmasi.

 Baca Juga: Kirim Bantuan hingga Miliaran Dolar ke Kyiv, Parlemen Rusia Sebut AS Terlibat Langsung dalam Konflik Ukraina

"Juga sudah ditemukan bukti adanya penularan antarmanusia. Lalu, karena kasus terus berkembang dengan berbagai dimensinya, pada 11 Maret 2020 COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO," katanya.

Lebih lanjut, Tjandra yang juga mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu membandingkan dengan kasus hepatitis misterius yang dikhawatirkan sejumlah kalangan berkembang menjadi pandemi.

“Acute hepatitis of unknown aetiology merupakan istilah yang senada dengan pneumonia of unknwon cause di awal Januari 2020 untuk COVID-19, yang dideteksi WHO pada 5 April 2022," katanya.

 Baca Juga: Kekalahan Zelensky Didepan Mata, Pasokan Senjata Barat Menuju Kyiv Hancur di Rudal Iskander Tentara Rusia

Sesudah lebih dari sebulan berjalan, kata Tjandra, jumlah kasus probable di dunia sekitar 300-an pasien.

Data sampai 10 Mei 2022 di dunia tercatat 348 kasus probable dari 21 negara dan 26 kasus diantaranya memerlukan transplantasi hati.

Walaupun COVID-19 dan hepatitis akut tidak bisa dibandingkan secara langsung, kata Tjandra, situasi kasus dalam sebulan sesudah ditemukan menunjukkan jumlah kasus yang berbeda.

Halaman:

Editor: Yulian Fahmi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x