Ustadz Abdul Somad bersama enam rekannya, ditolak masuk setelah diwawancarai oleh petugas perbatasan di terminal feri di Singapura.
“Somad telah berkhotbah bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina dan dianggap sebagai operasi 'syahid',” kata Kementerian Dalam Negeri Singapura itu.
“Dia juga membuat komentar yang merendahkan anggota komunitas agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal 'jin kafir (roh/setan)'. Selain itu, Somad secara terbuka menyebut non-Muslim sebagai 'kafir' (kafir),” tambahnya.
Somad tidak segera menanggapi permintaan komentar dan kementerian luar negeri Indonesia menolak mengomentari insiden tersebut.
Sementara dalam unggahan video di kanal YouTube-nya, Ustadz Abdul Somad mengatakan petugas imigrasi tidak memberinya penjelasan untuk mencegahnya memasuki Singapura.
“Mereka perlu menjelaskan kepada komunitas kami, mengapa negara Anda, pemerintah Anda menolak kami, mengapa pemerintah Anda mendeportasi kami. Mengapa? Karena terorisme, ISIS, narkotika?,” kata Ustadz Abdul Somad.
Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***