Pada 17 Agustus 1968, Bendera Pusaka dikibarkan untuk terakhir kalinya dan sejak saat itu dilestarikan. Replika telah menggantikan yang asli karena terlalu rapuh.
Catatan awal dari kedua warna ini melacak penggunaan panji atau pataka putih atau merah dalam Paraton Chronicle. Pataka adalah bendera panjang yang diikatkan pada tiang bambu yang melengkung.
Menurut kronik Paraton, pada awal invasi Singhasari pada awal abad ke-12, Gelang-Gelang memiliki pasukan Jayakatwang yang mengibarkan panji putih dan merah.
Oleh karena itu, warna-warna itu ada dan dihormati bahkan sebelum era Majapahit. Era Kediri mereka juga mencatat penggunaan sebagai panji Kerajaan.
Awal abad ke-20 melihat warna-warna ini dihidupkan kembali sebagai nasionalis dan mahasiswa menggunakannya untuk mengekspresikan nasionalisme melawan Belanda.
Belanda melarang pengibaran bendera merah putih selama pemerintahan mereka, tetapi versi modernnya dikibarkan pada tahun 1928 di Jawa. Deklarasi kemerdekaan Indonesia terjadi pada tahun 1945, dan mereka mengadopsi bendera saat ini.
Warna merah pada bendera melambangkan keberanian dan darah sedangkan warna putih melambangkan kesucian dan semangat. Kebanyakan orang Indonesia menggunakan warna ini untuk upacara.
Mereka menggunakan gula aren (gula aren) untuk mendapatkan warna merah dan mencampurnya dengan nasi yang memberikan warna putih.***