Pidato Presiden Soekarno Diakui dan Menjadi Milik Dunia, Simak Penjelasan Dewan Eksekutif UNESCO

- 1 Juni 2023, 15:50 WIB
Pidato Presiden Soekarno Diakui dan Menjadi Milik Dunia, Simak Penjelasan Dewan Eksekutif UNESCO
Pidato Presiden Soekarno Diakui dan Menjadi Milik Dunia, Simak Penjelasan Dewan Eksekutif UNESCO /Foto: Antara /

 

LINGKAR KEDIRI - Presiden Pertama Republik Indonesia (RI) Soekarno pada Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 18-24 April 1955 di Bandung memberikan pidato untuk menunjukkan komitmen Indonesia dalam upaya melawan kolonialisme di Asia Afrika.

Pidato tersebut hasil buah pikiran Soekarno yang telah membuka cakrawala pemikiran baru di dunia.

Sejak diajukan oleh pemerintah maupun negara sahabat pada 2018.

Baca Juga: Pembangunan Kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara Membuka Banyak Peluang bagi Para Investor

Dikabarkan tiga arsip bersejarah Indonesia ditetapkan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO sebagai Memory of The World (MoW) atau arsip warisan dunia.

MoW adalah salah satu program UNESCO berupa pelestarian ingatan kolektif dunia yang didorong dari kesadaran akan perawatan dan akses terhadap warisan dokumenter di berbagai belahan dunia.

Indonesia berhasil mendapat pengakuan dunia untuk naskah La Galigo, naskah Nagarakretagama, naskah Babad Diponegoro, arsip Konferensi Asia Afrika, arsip restorasi Borobudur, dokumentasi peristiwa tsunami Samudra Hindia, dan naskah cerita Panji.

Baca Juga: Inilah 10 Kota Terkaya di Indonesia yang Dilihat Berdasarkan Data, Salah Satunya Kediri

Dewan Eksekutif UNESCO menjelaskan dalam sidang pada 10--24 Mei 2023 telah menetapkan tiga arsip dari Indonesia, yaitu Pidato Ir Soekarno "To Build The World a New", arsip pertemuan pertama Gerakan Non Blok (usulan bersama Aljazair, Mesir, India, Indonesia, dan Serbia) dan Hikajat Aceh (usulan bersama Indonesia dan Belanda).

Menurut Kepala Negara, arsip-arsip dalam warisan dunia ini adalah milik semua warga dunia. Oleh karena itu, harus sepenuhnya dilestarikan dan dilindungi, serta dapat diakses oleh semua orang tanpa hambatan.

Baca Juga: Tak Hanya Jakarta, Inilah 3 Kota Metropolitan Terbesar yang Ada di Pulau Jawa

Dewan Pakar Indonesia untuk Memory of The World UNESCO Rieke Diah Pitaloka yang juga merupakan Duta Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menilai, ada tiga arsip penting yang pernah disampaikan Presiden Soekarno. Ketiga arsip itu bahkan disebut sebagai Tiga Tinta Emas Abad 20.

Ketiga arsip tersebut dinilai sebagai kapital simbolis Indonesia untuk memosisikan diri dalam percaturan geopolitik sekarang dan masa depan.

Menurut Rieke Diah Pitaloka ketiganya juga menjadi pengingat bagi setiap bangsa untuk ada dalam prinsip politik para pendiri bangsa.***

Editor: Haniv Avivu

Sumber: Instagram @indonesiago.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x