Makna Semangat Ki Hajar Dewantara Soal Pendidikan di Mata Jokowi, Harus Memerdekakan Manusia

2 Mei 2021, 21:11 WIB
Ki Hadjar Dewantara. /

 



LINGKAR KEDIRI - Presiden RI Joko Widodo mengingatkan agar makna semangat bapak pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara agar senantiasa terus digelorakan yaitu tentang pendidikan harus memerdekakan manusia.

"Semangat Ki Hajar Dewantara, ini yang harus kita ingat semua. Bahwa pendidikan itu haruslah memerdekakan manusia," ujar Jokowi saat podcast di kanal Youtube Kemendikbud RI pada Minggu 2 Mei 2021.

Baca Juga: Hati-hati, 4 Hal Ini Bisa Merusak Kualitas Tawakkal Anda, Simak Ulasannya Berikut Ini

Jokowi mengatakan, bagi Ki Hajar Dewantara pendidikan harus memerdekakan kehidupan manusia. Kemerdekaanlah yang menjadi tujuan.

"Jadi kita di Indonesia dengan berbekal pendidikan, semua orang boleh menjadi apa saja. Ini juga penting perlu digarisbawahi tapi selain itu juga harus menghormati kemerdekaan orang lain," ujarnya.

Baca Juga: Bongkar Penyebab KRI Nanggala 402 Tenggelam Hingga Sulit Ditemukan, Begini Prediksi Titisan Nyai Ratu Kidul

Jokowi juga mengingatkan, sistem pendidikan Indonesia harus memerdekakan manusia dan membangun jiwa serta raga bangsa.

Selain itu, Jokowi juga menanyakan kepada Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim tentang filosofi Ki Hajar Dewantara yang terkenal di dunia pendidikan.

Baca Juga: Anak Indigo Asal Bali Ungkap Penyebab Tenggelamnya KRI Nanggala 402, Ki Macam: Menerobos Segitiga Bermuda

Nadiem mengatakan filosofi yang terkenal tentunya merdeka belajar serta semboyan berbahasa Jawa ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

"Ini artinya di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, dan di belakang memberi dorongan," ujar Nadiem.

Baca Juga: Bumi akan Dihantam Roket dari Luar Angkasa Tanpa Kendali, Ahli Antariksa Khawatirkan Ancam Daerah Pemukiman

Menurut Nadiem, semboyan itu bisa juga digunakan sebagai analogi sekolah, di mana sekolah yang sudah lebih maju dapat menjadi penggerak misalnya dengan memimpin dan menjadi teladan, sedangkan sekolah yang di tengah membimbing kelasnya melakukan transformasi di dalam.

Adapun yang mungkin masih di belakang, diberi dorongan untuk meminta kepada dinas atau pemerintah untuk membantu meng-upgrade.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler