4 Organisasi Islam Ekstra Kampus Terbesar di Indonesia, Cocok Bagi Mahasiswa Belajar Kepemimpinan

- 28 Januari 2021, 07:56 WIB
Organisasi Islam Mahasiswa ekstra kampus yang cocok bagi mahasiswa Islam
Organisasi Islam Mahasiswa ekstra kampus yang cocok bagi mahasiswa Islam /Portal Jember.com

 

LINGKAR KEDIRI – Dalam dunia perkuliahan banyak sekali organisasi yang bisa diikuti. Dan biasanya organisasi kampus ini terbagi menjadi dua, internal dan eksternal.

Organisasi mahasiswa eksternal kampus atau lebih sering dikenal organisasi ekstra adalah organisasi perkaderan yang bergerak di bidang kemahasiswaan.

Organisasi eksternal ini diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 bahwa organisasi ekstra adalah tempat kebebasan mahasiswa dalam berserikat dan berkumpul.

Baca Juga: Sulit Tidur atau Insomnia Bisa diobati dengan Hidangan Ini, Yuk Simak Selengkapnya!

Biasanya mahasiswa yang bergabung dengan organisasi, khususnya ekstra, indivudunya lebih independen, kreatif, dan kritis.

Dikutip dari laman sosialpolitik.filsafat.ugm.ac.id, berikut 4 daftar organisasi eksternal mahasiswa terbesar di Indonesia yang perlu kamu ketahui:

Baca Juga: Inilah 4 Tips Sukses Menaikkan Keuntungan dengan Media Promosi Online, Pebisnis Wajib Tahu!

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah salah satu organisasi mahasiswa tertua di Indonesia.

HMI didirikan oleh Lafran Pane di Kota Jogjakarta pada 5 Februari 1947, bertepatan dengan masa-masa genting Indonesia, saat kolonial Belanda melakukan agresi militer kedua.

Organisasi HMI, sejak didirikan hingga sekarang telah memiliki jutaan kader yang tersebar di kampus-kampus seluruh Indonesia.

Bagi kamu yang senang dengan diskusi untuk melatih berbicara di depan umum, belajar tentang kepemimpinan dan sekaligus memperdalam tentang keislaman dan keindonesiaan.

Baca Juga: Ternyata 5 Zodiak Ini Tidak Pernah Merasakan Stress, Salah Satunya Karena Sifat yang Seperti Ini!

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman.

Berdirinya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bermula dengan adanya hasrat kuat para mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlusssunnah wal Jama’ah, didirikan pada tanggal 17 April 1960.

Bermula dari 13 orang panitia dari Mahasiswa Nahdalatul Ulama (NU) dari berbagai daerah.

Baca Juga: Dewi Perssik Adu Argumen dengan Netizen, Ia Ingatkan Sesama Murid Tak Boleh Berikan Raport

Lalu panitia yang sudah terbentuk mengadakan musyawarah mahasiswa NU selama dua hari, tanggal 14-16 April 1960.

Keesokan harinya PMII resmi dideklarasikan.

Bagi kamu yang besar dilingkungan Nahdliyin (sebutan untuk anggota NU), sangat cocok bergabung di organisasi PMII, karena garis ideologinya berlandaskan Ahlussunnah Walja’mah atau yang kerap disingkat sebagai Aswaja.

Meskipun PMII tak bisa dipisahkan dengan NU, PMII tetap kebanjiran dari mahasiswa yagn bukan dari latar belakang NU.

Baca Juga: Rahasia Cepat Kaya Dengan Baca Ini, Lakukan 1 Kali Sebelum Tidur

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan salah satu organisasi otonom dari Muhammadiyah, yang didirikan di Jogjakarta, pada 14 Maret 1964.

Oganisasi Muhammadiyah bergerak pada bidang keagamaan, masyarakat dan tentu saja di lingkungan mahasiswa.

Tujuan IMM adalah "mengusahakan terbentuknya Akademisi Islam yang Berakhlak Mulia dalam rangka mencapai Tujuan Muhammadiyah".

Baca Juga: Update Kasus COVID 19 di Indonesia 27 Januari 2020 Capai Angka 1 Juta

Kesatuan Aksi mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), organisasi ini berdiri saat situasi negara sedang menghadapi arus gelombang reformasi, yaitu pada tanggal 29 Maret 1998.

KAMMI mengalami langsung perubahan situasi politik, saat mulai runtuhnya rezim orde baru.

Membangun pemahaman bersama tentang konsep Dakwah Islamiyah yang dijalankan para LDK (Lembaga Dakwah Kampus), memperkuat ikatan dan jaringan, serta menentapkan aksi-aksi nyata dalam menyikapi krisis bangsa yang sedang terjadi.***

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: sosialpolitik.filsafat.ugm.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah