Nadiem mengatakan filosofi yang terkenal tentunya merdeka belajar serta semboyan berbahasa Jawa ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
"Ini artinya di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, dan di belakang memberi dorongan," ujar Nadiem.
Menurut Nadiem, semboyan itu bisa juga digunakan sebagai analogi sekolah, di mana sekolah yang sudah lebih maju dapat menjadi penggerak misalnya dengan memimpin dan menjadi teladan, sedangkan sekolah yang di tengah membimbing kelasnya melakukan transformasi di dalam.
Adapun yang mungkin masih di belakang, diberi dorongan untuk meminta kepada dinas atau pemerintah untuk membantu meng-upgrade.***