LINGKAR KEDIRI – Kepala BMKG keluarkan peringatan kepada warga masyarakat Pacitan, lantaran akan ada potensi tsunami setinggi 29 meter yang akan terjang pesisir Pacitan
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, meminta masyarakat di Pacitan, Jawa Timur, untuk tetap waspada
Ia menyebutkan bahwa hal tersebut berdasarkan data penelitian terbaru BMKG. Menurutnya, bencana tsunami setinggi 29 meter itu diakibatkan karena pergerakan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia
Baca Juga: 7 Manfaat Mengkonsumsi Daun Kelor, Mengatasi Gangguan Pencernaan Hingga Baik untuk Jantung
Ia bersama Menteri Sosial Tri Rismaharani dan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji sudah melakukan verifikasi zona bahaya dan menyusuri jalur evakuasi bencana
Kepala BMGK itu mengatakan bahwa, skenario itu masyarakat di zona bahaya harus berlatih rutin melakukan evakuasi mandiri
Ia memperingatkan warga Pacitan dan sekitarnya harus segera mengungsi ke tempat yang lebih tinggi jika merasakan gempa nanti.
Baca Juga: Bikin Merinding, Sosok Wanita Tanpa Badan Gentayangan Cari Bagian Tubuhnya yang Hilang
“Untuk masyarakat yang berada di pantai, tidak perlu menunggu perintah, aba-aba, atau sirine, segera lari karena waktu yang dimiliki hanya sekitar 29 menit. Sedangkan jarak tempat yang aman yang lebih tinggi cukup jauh”. Tutur Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
“Jika masyarakat terlatih, maka tidak ada istilah gugup dan gagap saat bencana terjadi. Begitu gempa terjadi, baik masyarakat maupun pemerintah sudah tahu apa-apa saja yang harus dilakukan dalam waktu yang sangat terbatas tersebut”. Imbuhnya
BMKG juga telah memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah setempat untuk menambahkan jalur evakuasi.
Baca Juga: Jagung Siap Panen Ludes Tak Tersisa di Kertosono Nganjuk saat Ditinggal Pemilik ke Luar Kota
"Pemerintah daerah juga perlu mempersiapkan secara khusus sarana dan prasarana evakuasi bagi kelompok lanjut usia dan difabel. Selain itu, masyarakat juga harus terus diedukasi mengenai potensi bencana dan cara menghadapinya”. Ujar Dwikorita Karnawati
“Saya rasa perlu juga disiapkan semacam Tempat Evakuasi Sementara (TES) ataupun Tempat Evakuasi Akhir (TEA) sebagai tempat penampungan khusus bagi warga yang mengungsi dengan ketersediaan stock/cadangan logistik yang memadai”. Pungkasnya.***