Masjid di Jerman Diteror Surat Kebencian Anti Islam, Cek Disini Faktanya

- 19 November 2020, 14:43 WIB
Unggahan dari UMMA yang berjudul Masjid di Jerman Diteror Surat Kebencian Anti Islam
Unggahan dari UMMA yang berjudul Masjid di Jerman Diteror Surat Kebencian Anti Islam /Turn Back Hoak.id

LINGKAR KEDIRI - Sebuah website bernama UMMA diketahui mengunggah artikel yang berjudul 'Masjid di Jerman Diteror Surat Kebencian Anti Islam'.

Artikel tersebut tayang dan mencatumkan tanggal surat yang diterima pada 6 November 2020 lalu.

Adapun narasi dalam artikel ini yang dikutip LIngkar Kediri dari Turn Back Hoak.id sebagai berikut.

Baca Juga: Kemungkinan Anies Baswedan Dicopot Jabatanya, Hersubeno: ini Timingnya Memang Tepat dan Cepat

Unggahan dari UMMA yang berjudul Masjid di Jerman Diteror Surat Kebencian Anti Islam
Unggahan dari UMMA yang berjudul Masjid di Jerman Diteror Surat Kebencian Anti Islam Turn Back Hoak.id

'Jerman, Muslim Obsession – Sebuah masjid di kota Hufingen, Jerman barat daya pada Jumat (6/11/2020) menerima surat kebencian anti-Muslim.
Surat yang dikirim ke Masjid Aqsa di negara bagian Baden-Wurttemberg mengatakan, “Islam bukan milik Jerman atau Eropa” dan “Kami akan menghapus Islam dan Islamisme dari Jerman.”
Demikian laporan Persatuan Agama Islam Turki (DITIB), dilansir Daily Sabah, Sabtu (7/11/2020). Hakan Taşdemir, kepala DITIB di Hufingen, mengatakan surat itu membuat mereka sedih dan sangat prihatin.
Dia menambahkan bahwa masjid telah beroperasi sejak 1996 dan itu adalah insiden pertama yang mereka laporkan.
Taşdemir mengatakan mereka memberi tahu pihak berwenang dan penyelidikan telah diluncurkan. DITIB yang berbasis di Cologne adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Jerman.
Didirikan pada tahun 1984 sebagai cabang dari Kepresidenan Urusan Agama (Diyanet), badan keagamaan top Turki. DITIB saat ini mengelola sekitar 850 masjid di Jerman dengan hampir 1.100 imam.
Sebagian besar imam ini diangkat dari Turki oleh Diyanet dan akhirnya kembali ke Turki setelah bertugas selama empat tahun di Jerman.
Saat ini ada 110 imam yang dilatih di Jerman, namun program tersebut bertujuan untuk menambah jumlah ini.'

Baca Juga: Dituding Menjual Data Pengguna Ke Militer AS, Ini Bantahan Muslim Pro

Perihal artikel ini, berdasarakn penelusuran dari Fachrun Nisa menyatakan bahwa artikel tersebut merupakan artikel lama.

Kendati demikian, artikel ini kemudian diunggah kembali dengan narasi baru.

Sementara kejadian teror sebenarnya terjadi pada 2 Oktober 2018 bukan pada 6 November 2020.

Halaman:

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Turn Back Hoax


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x