Indeks Dow Jones Ambles 503 Poin, Imbas dari Wall Street Jatuh dan Aksi Jual Masih Berlanjut

13 Februari 2022, 13:00 WIB
Ilustrasi Saham /Antara

LINGKAR KEDIRI – Saham-saham AS turun tajam pada akhir perdagangan Jumat, Sabtu pagi WIB.

Sebab aksi jual besar-besaran di Wall Street berlanjut di tengah meningkatnya kekhawatiran atas ketegangan Ukraina dan Rusia, serta spekulasi kenaikan suku bunga proaktif Federal Reserve.

Dilansir LingkarKediri dari laman ANTARA, indeks Dow Jones Industrial Average merosot 503,53 poin atau 1,43 persen, sebagai menetap di 34.738,06 poin.

 Baca Juga: Isu Transfer, Manchester United Dapat Kabar Bahagia, Gelandang ‘Super’ Ini Siap Gantikan Posisi Pogba

Indeks S&P 500 terperosok 85,44 poin atau 1,90 persen, menjadi berakhir pada 4.418,64 poin. Indeks Komposit Nasdaq anjlok 394,49 poin atau dua,78 %, menjadi ditutup di 13.791,15 poin.

Sembilan berasal 11 sektor primer S&P 500 berakhir di zona merah.

Menggunakan sektor teknologi serta konsumen non-primer masing-masing jatuh tiga,01 % serta 2,82 % memimpin kerugian.

 Baca Juga: Pep Guardiola Keras Balas Pernyataan Klopp, Sebut dengan Tegas Perihal Perlombaan Kejuaraan Ini...

Sementara itu, sektor energi dan utilitas masing-masing naik 2,79 % serta 0,01 persen, hanya dua grup yang naik.

Penurunan tajam Jumat, 11 Februari 2022 mengikuti kemunduran besar di Wall Street, yang menghasilkan Dow jatuh 526 poin pada Kamis.

Sebab pembacaan inflasi AS yg lebih panas berasal perkiraan menghasilkan pasar terkesima.

 Baca Juga: Media Asing Sebut Messi Putuskan Akan Tinggalkan PSG, Akibat Banyak Ditentang oleh Penggemar PSG?

Indeks harga konsumen Alaihi Salam buat Januari tumbuh 7,lima % secara tahun ke tahun, Departemen tenaga Kerja melaporkan di Kamis, lebih tinggi dari mufakat perkiraan pasar 7,tiga %, dan tertinggi semenjak 1982.

Investor khawatir bahwa inflasi panas akan mendorong langkah kebijakan yang lebih agresif asal Federal Reserve. sementara itu, investor juga risi wacana ketegangan Rusia-Ukraina.

 Baca Juga: Bursa Transfer Panas, Erling Haaland Siap Mendarat di Tim Impian, Harry Kane Merapat ke MU?

"Dengan mendorong harga energi lebih tinggi, invasi Rusia kemungkinan akan memperburuk inflasi dan melipatgandakan tekanan di The Fed untuk menaikkan suku bunga," kata Bill Adams, kepala ekonom untuk Comerica Bank.

"Dari perspektif The Fed, efek inflasi dari invasi Rusia dan harga energi yang lebih tinggi kemungkinan akan lebih besar daripada implikasi negatif kejutan untuk pertumbuhan global." tambahnya.

 Baca Juga: Jika Membiasakan Hal Ini Setiap Hari, Tanpa Suplemen Mahal, Imun Meningkat, Tubuh Selalu Sehat

Saat ketidakpastian di perbatasan Rusia-Ukraina terus berkembang, upaya diplomatik intensif sedang dilakukan, yang bertujuan buat menyelesaikan ketegangan melalui penyelesaian tenang.

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***

Editor: Yulian Fahmi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler