LINGKAR KEDIRI – Wall Street berakhir lebih rendah setelah sesi berombak pada hari Senin, dengan penurunan Exxon Mobil (XOM.N) dan perusahaan energi lainnya membebani kenaikan Boeing (BA.N).
Karena investor mencerna keuntungan pasar saham bulanan terbesar AS dalam dua tahun.
Saham melepaskan beberapa reli kuat dari minggu lalu yang didorong oleh taruhan.
Bahwa Federal Reserve mungkin tidak perlu seagresif kenaikan suku bunga seperti yang dikhawatirkan beberapa orang.
Juga dibantu oleh hasil kuartal kedua yang lebih kuat dari perkiraan, S&P 500 dan Nasdaq pada Juli membukukan persentase kenaikan bulanan terbesar sejak 2020.
S&P 500 melambung di antara kenaikan dan penurunan pada hari Senin karena beberapa investor menjadi lebih berhati-hati setelah reli baru-baru ini.
Federal Reserve mengatakan pihaknya bertujuan untuk menjinakkan inflasi dan mendinginkan permintaan dengan kenaikan suku bunga, tetapi beberapa investor dan analis khawatir bahwa langkah agresifnya dapat meningkatkan pengangguran dan melumpuhkan ekonomi.
"Masih banyak pertanyaan tentang apakah kita benar-benar keluar dari kesulitan secara ekonomi, dan mungkin tidak," kata Tom Martin, manajer portofolio senior di GLOBALT Investments di Atlanta.
"Kami bahkan tidak mendekati efek (ekonomi) dari kenaikan suku bunga The Fed,” tambahnya dilansir LingkarKediri dari Reuters.
Aktivitas manufaktur AS melambat kurang dari perkiraan pada bulan Juli, dengan tanda-tanda bahwa kendala pasokan berkurang, sebuah laporan menunjukkan.
Data itu muncul setelah survei yang menunjukkan pabrik-pabrik di seluruh Asia dan Eropa berjuang untuk momentum pada Juli karena lesunya permintaan global dan pembatasan ketat COVID-19 di China memperlambat produksi.
Harga minyak turun karena kekhawatiran permintaan, yang pada gilirannya membebani sektor energi. Indeks energi S&P 500 (.SPNY) jatuh dan merupakan penurunan terdalam di antara 11 sektor.
Exxon Mobil turun 2,5% dan merupakan salah satu saham yang memberikan kontribusi terbesar terhadap penurunan S&P 500.
Volume di bursa AS relatif ringan, dengan 10,3 miliar saham diperdagangkan, dibandingkan dengan rata-rata 10,8 miliar saham selama 20 sesi sebelumnya.***