LINGKAR KEDIRI - Kelompok perlawanan Palestina Hamas mengecam Amerika Serikat karena terus memberikan dukungan militer kepada Israel sehubungan dengan kesepakatan senjata baru antara kedua sekutu.
"Keputusan AS untuk memberikan kesepakatan senjata besar-besaran kepada entitas Zionis (Israel) mendorong pendudukan untuk melanjutkan agresinya terhadap rakyat kami dan kesucian mereka," kata juru bicara Hamas Hazem Qassem dalam sebuah pernyataan.
Qassem mengatakan AS berisiko menjadi kaki tangan dalam agresi terhadap Palestina dengan terus mendukung Israel dengan senjata, uang, dan perlindungan politik untuk kebijakan pendudukan.
Dia mencatat pendekatan seperti itu oleh AS membuat Israel berani memberontak terhadap hukum dan resolusi internasional dan meningkatkan ketegangan di kawasan itu.
Dilansir dari Daily Sabah, Departemen Luar Negeri AS mengatakan dalam sebuah pernyataan Jumat bahwa mereka menyetujui penjualan 18 helikopter angkut berat Sikorsky CH-53K ke Israel sebagai bagian dari kesepakatan senilai $3,4 miliar.
Hal ini menurut Qassem menegaskan kembali komitmen AS terhadap keamanan Israel.
Pada bulan Mei, Washington Post melaporkan bahwa pemerintahan Biden telah menyetujui penjualan senjata senilai $735 juta ke Israel ketika Tel Aviv melakukan serangannya di Jalur Gaza.
Langkah itu menimbulkan oposisi di antara beberapa anggota Partai Demokrat Presiden AS Joe Biden, termasuk anggota Kongres Ilhan Omar, yang menggambarkan kesepakatan itu sebagai mengerikan jika diterapkan.
"Jika ini (kesepakatan senjata) berjalan, ini akan dilihat sebagai lampu hijau untuk eskalasi lanjutan dan akan melemahkan upaya apa pun untuk menengahi gencatan senjata," kata Omar saat perang 11 hari Israel di Gaza sedang berlangsung.
Setidaknya 260 warga Palestina tewas dan ribuan lainnya terluka dalam 11 hari serangan udara Israel di Jalur Gaza pada awal Mei dengan latar belakang keputusan pengadilan Israel untuk mengusir keluarga Palestina dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki.
Tiga belas warga Israel juga tewas oleh tembakan roket Palestina dari Gaza.
Kekerasan terhenti di bawah gencatan senjata yang ditengahi Mesir yang mulai berlaku pada 21 Mei.***