Belum Selesai Varian Delta Kini Muncul Virus Corona dengan Varian Lambda, Peniliti Sebut Manusia Harus Bersiap

7 Agustus 2021, 17:49 WIB
Ilustrasi gambar virus Corona /CDC/free-photos/Pexels/

LINGKAR KEDIRI – Satu tahun belakangan ini, virus covid-19 mengalami mutasi yang sangat cepat dan semakin berbahaya.

Belum lama ini virus corona varian Delta dan Delta Plus, yang mengakibatkan adanya lonjakan kasus di beberapa negara.

Varian Delta memiliki penularan lebih cepat jika dibandingan varian-varian sebelumnya, Alpha hingga Gamma.

Belum selesai dengan varian Delta, kini telah muncul mutasi virus corona baru, yaitu varian Lambda.

Baca Juga: Akan Muncul Varian Baru Covid-19 yang Sama Mematikannya dengan Virus MERS.

Diketahui varian Lambda pertama kali ditemukan di Peru pada Agustus 2020 silam, dan sekarang sudah ditemukan di 29 negara di seluruh penjuru dunia.

Menurut profesor epidemiologi dari University of North Carolina, Rachel Graham, mutasi Lambda terjadi dalam protein lonjakan sel virus corona, atau bagian sel yang menempel pada inang dan memungkinkan replikasi.

Melansir dari Rappler, varian lambda mulai jadi perhatian organisasi kesehatan dunia (WHO) sejak 14 Juni 2021 lalu.

Namun, sejumlah peneliti mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk menyebut varian Lambda akan menjadi karakter jahat terbesar berikutnya, dalam pandemi.

Baca Juga: Mantan Menkes Sebut Semakin Banyak Vaksin, Semakin Banyak Mutasi Virus Covid-19 yang Terjadi

Varian Lambda sangat menular

Berdasarkan sebuh penelitian pada Juli 2021 di Chilli, mutasi L45Q2 yang ditemukan pada varian Lambda terbukti meningkatkan infektivitas virus

WHO dalam laporannya pada pertengahan Juni menyebut Lambda telah dikaitkan dengan tingkat substantif penularan komunitas di beberapa negara, dengan peningkatan pravelensi dari waktu ke waktu.

Peneliti Chili juga menyebut infektivitas Lambda lebih tinggi dibandingkan varian Alpha dan Gamma. Di Amerika Serikat, varian ini meningkatkan infektivitas virus hingga dua kali lipat.

Resistensi vaksin

Selanjutnya pada penelitian di Chili menunjukkan varian Lambda justru akan menghindari antibodi vaksin.

Baca Juga: Waspadai Gigi Mengerak dan Kuning, Ini Tips Mudah Mengatasi Gigi Tak Sehat

"Hasil kami menunjukkan bahwa mutasi yang ada dalam protein lonjakan varian Lambda yang diminati memberikan peningkatan infektivitas dan pelepasan kekebalan dari antibodi penetral yang ditimbulkan Coronavac," ungkap penelitian tersebut.

Oleh sebab itu, para ahli harus melakukan pengawasan genomik yang ketat, dan menyertai program vaksinasi negara-negara dengan penularan Covid-19 tinggi.

Bisa jadi ancaman potensial manusia

Tak hanya itu, peneliti dari Universitas Tokyo Kei Sato mengatakan bahwa varian Lambda dapat menjadi ancaman potensial bagi manusia.

Hal itu tak lain karena varian Lambda memiliki kemampuan untuk menghindari kekebalan pada pasien yang sebelum terinfeksi.

Perlu vaksin booster

Pemerintah AS didesak untuk memberikan vaksin booster, untuk meningkatkan perlindungan masyarakat terhadap varian Lambda itu.

Baca Juga: Awas, Ini Penyebab Otak Menjadi Lemot Dalam Berfikir, Hindari Sejak Dini

Peneliti Universitas Rockefeller menyebut bahwa dosis vaksin ketiga dari Pfizer maupun Moderna, untuk orang yang divaksinasi, dan tidak pernah terpapar.

Covid-19, kemungkinan akan meningkatkan kadar antibodi, tetapi bukan antibodi yang lebih mampu menetralkan varian baru.

Disclaimer: artikel ini pernah tayang di PikiranRakyat.com dengan judul “Kenali Virus Corona Varian Lambda, Peneliti Sebut Manusia Harus Bersiap untuk Ancaman Potensial”.***

 

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler