Wilayah Chinatown Negara Ini Dilanda Huru-hara, Penuh Aksi Pembakaran, Disebut Akibat Sentimen Anti-China?

27 November 2021, 15:00 WIB
Ilustrasi kerusuhan berakhir pembakaran.* /Pixabay /Fajrul Falah

LINGKAR KEDIRI – Beredar kabar kerusuhan terbaru di ibu kota Kepulauan Solomon tepatnya di wilayah Chinatown-nya.

Kerusuhan ini disebut karena adanya hasutan dari luar negeri, menurut pernyataan perdana menteri negara itu.

Selain itu, ada juga isu berhembus kerusuhan itu terjadi akibat adanya sentimen Anti-China.

 Baca Juga: Milano Lubis Ungkap Fakta Mengejutkan, Fuji Diduga Ambil dan Nikmati Kekayaan Vanessa Angel

Kerusuhan yang tak terkontrol mengakibatkan petugas polisi Australia telah mendarat di negara itu untuk membantu memulihkan ketertiban umum.

Dilansir LingkarKediri.pikiran-rakyat dari Zona Priangan pada laman rt.com, dalam sebuah wawancara dengan saluran berita ABC Australia pada hari Jumat lalu.

Perdana Menteri Manasseh Sogavare menolak menyebutkan negara-negara yang dia curigai berada di balik kerusuhan tersebut, namun menambahkan bahwa.

 Baca Juga: Siapa Sangka, 5 Kebiasaan Sepele Ini Bisa Bikin Kaya, Nomor 1 Paling Sulit di Zaman Sekarang

“Kami tahu siapa mereka.” katanya.

Lebih lanjut, Sogavare bersikeras satu-satunya aksi nyata yang menyebabkan adegan kacau awal pekan ini adalah hubungan lebih dekat negara itu dengan China.

Dia menolak sebagai tangensial semua keluhan lainnya, seperti dugaan kegagalan pemerintah pusat untuk menyediakan infrastruktur di wilayah tersebut.

Hal ini karena berdar kabar para pengunjuk rasa juga memprotes mengenai hal tersebut, yang sebagian besar berasal dari Provinsi Malaita.

 Baca Juga: Beredar Tudingan Doddy Sudrajat Minta Uang Rp800 Juta Sebagai Restu Pernikahan Vanessa Angel

Perdana Menteri Kepulauan Solomon itu juga mengatakan, dia mendukung keputusannya pada 2019 untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan demi China.

Keputusan ini kemudian membuat lebih dari beberapa warga di Provinsi Malaita, menambahkan bahwa peralihan itu menempatkan “Kepulauan Solomon di sisi kanan sejarah dan sejalan dengan hukum internasional”.

Dia juga mengklaim bahwa penduduk di wilayah yang bergolak akibat "diberi kebohongan yang salah dan disengaja" tentang langkah tersebut.

Untuk diketahui, kejadian ini terjadi kemarin malam 26 November 2021, akhirnya membuat  23 petugas Polisi Federal Australia mendarat di ibu kota Honiara atas permintaan Perdana Menteri Sogavare.

 Baca Juga: Terlibat Perselisihan Dengan Ayah Bibi, Ini Jawaban Ayah Vanessa Angel Soal Warisan Hak Gala

Tambahan 93 personel keamanan Australia sedang dalam perjalanan ke negara yang bermasalah itu.

Menteri Dalam Negeri Australia, Karen Andrews, mengatakan kepada ABC News pada hari Jumat bahwa satu-satunya misi kontingen adalah fokus satu tujuan.

"Membantu kepolisian Kepulauan Solomon untuk memulihkan hukum dan ketertiban umum sesegera mungkin, tanpa niat untuk campur tangan urusan politik dalam negeri di negara itu”. katanya.

Kejadian ini berawal dari ketegangan yang sudah berlangsung lama antara pemerintah pusat Kepulauan Solomon dan Provinsi Malaita, hingga memuncak pada hari Rabu.

 Baca Juga: Subang Update: Terungkap Amel Sempat Buat Status WhatsApp 10 Hari Sebelum Dibunuh, Menyindir Seseorang?

Dimulai ketika ratusan pengunjuk rasa turun ke ibu kota negara Pasifik itu, mengepung parlemen dan menuntut untuk diizinkan masuk.

Polisi berusaha mencegah mereka memasuki kompleks, dilaporkan para polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet ke kerumunan.

Pada titik tertentu, sebuah gubuk di halaman parlemen tempat anggota parlemen pergi untuk istirahat makan siang dibakar.

Setelah bala bantuan polisi tiba di tempat kejadian, massa membubarkan diri, namun, penjarahan dan kekacauan terus berlanjut di seluruh ibu kota, dengan sejumlah bisnis milik warga keturunan China dan sebuah kantor polisi dibakar sebagai akibatnya.

Disclaimer: Artikel ini pernah tayang sebelumnya di Zona Priangan dengan judul “Kerusuhan Anti-China Meledak, Warga Menjarah dan Membakar Toko di Kawasan Chinatown, Tentara Turun Tangan”.***

Editor: Yulian Fahmi

Sumber: Zona Priangan

Tags

Terkini

Terpopuler