Pejabat NATO Peringatkan Perang Bisa Bertahun-Tahun, Negosiasi Damai Rusia-Ukraina Gagal

6 Mei 2022, 13:00 WIB
Finlandia dan Swedia segera gabung NATO. Hal ini dilakukan sebagai langkah waspada atas invasi Rusia yang dikhawatirkan meluas. /REUTERS/Dado Ruvic.

 

LINGKAR KEDIRI – Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina sampai saat ini masih belum berakhir. 

Justru konflik yang terjadi antara negara bertetangga tersebut semakin meluas dan memanas setiap waktunya.

Seperti diketahui bahwa operasi militer dan invasi di Ukraina ini telah dimulai oleh Rusia sejak 24 Februari 2022.

 Baca Juga: F-111 Aardvark, Pesawat Penyerang Taktis AS, Dulu Dibuat Untuk Memusnahkan Segalanya

Yang mana kini konflik antara Rusia dan Ukraina telah berjalan tiga bulan, pasukan Rusia bahkan masih terus membanjiri wilayah Ukraina.

Perang yang sampai saat ini belum berakhir, penjabat NATO memberikan peringatan bahwa perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina ini bisa sampai bertahun-tahun.

Wakil Sekretaris Jenderal NATO Mircea Geoana mengatakan bahwa perang di Ukraina dapat berlangsung selama beberapa tahun lagi, dengan begitu ia meminta kepada para pejabat harus bersiap untuk kemungkinan bahwa konflik bersenjata akan berlanjut lama di masa depan.

Penjabat NATO tersebut juga menyakini jika konflik berlanjut maka perang ini nantinya akan dimenangkan oleh Ukraina.

 Baca Juga: Real Madrid Menang Dramatis Lawan Man City, Ancelotti Sebut Akan Nikmati Pertandingan Kontra Liverpool

Dilansir dari 19fortyfive.com, baru-baru ini dikabarkan bahwa perundingan perdamaian antara Rusia dan Ukraina akan runtuh.

Sebelumnya disampaikan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahwa tentaranya ingin membunuh penjajah Rusia, sehingga sulit untuk terus terlibat dalam pembicaraan damai.

Dalam pernyataan tersebut, Zelenskyy juga seperti merujuk pada pembantaian Bucha, dimana warga sipil Ukraina dibiarkan tewas di jalan-jalan pinggiran kota Kyiv setelah pasukan Rusia meninggalkan wilayah tersebut.

Mengenai pembicaraan damai atau negosiasi perdamaian, hal ini dilakukan oleh Rusia dan Ukraina 21 Maret lalu.

 Baca Juga: Info Kasus Subang, Yosef Bongkar Kebohongan Danu, Danu Disebut Dua Kali Digigit Anjing Pelacak

Dalam negosiasi tersebut, Ukraina dan Rusia telah mengalami kegagalan dalam mencapai kesepakatan.

Yang mana kegagalan tersebut terjadi lantaran Rusia bersikeras bahwa Ukraina membangun netralitas, demiliterisasi, dan menjadikan Rusia bahasa resmi di negara tersebut.

Kemudian pada bulan April kesepakatan damai yang diajukan kepada pemerintah Rusia oleh Ukraina ditolak.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa kesepakatan itu memiliki terlalu banyak istilah yang "tidak dapat diterima".

Bahkan sampai saat ini masih belum ada negosiasi perdamaian kembali antara Rusia dan Ukriana.

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***

Editor: Haniv Avivu

Tags

Terkini

Terpopuler