LINGKAR KEDIRI - Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa bantuan senjata dari Barat ke Ukraina berisiko menciptakan lebih banyak ketidakstabilan di kawasan itu.
Putin membuat pernyataan di atas dalam panggilan telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Juga dalam panggilan telepon, Putin mengatakan Rusia siap membahas cara-cara untuk mengizinkan Ukraina mengekspor gandum dari pelabuhan di Laut Hitam,
Baca Juga: Amerika Serikat Beri Sanksi Tegas pada Negara yang Memberontak dan Tidak Taat pada Negaranya
"Meningkatkan pasokan pupuk dan produk pertanian Rusia juga akan membantu mengurangi tekanan pada pasar pangan global dan ini, tentu saja, memerlukan pencabutan sanksi yang sesuai," kata Putin.
Pemimpin Rusia itu juga mengatakan bahwa Rusia siap untuk melanjutkan dialog dengan Ukraina.
Sejak Rusia membuka "operasi militer khusus" di negara tetangga, pasokan senjata dari Barat ke Ukraina meningkat tajam.
Baca Juga: Update Informasi Covid-19 di China, Beijing Bersiap Mengurangi Pembatasan di Beberapa Tempat
Pada bulan April, seorang pejabat senior AS mengatakan negara itu telah mulai melatih sejumlah kecil tentara Ukraina dalam penggunaan howitzer Amerika.
Baru-baru ini, pada 27 Mei, menteri pertahanan Ukraina mengatakan telah mulai menerima rudal anti-kapal Harpoon dan howitzer berat dari AS.
Kampanye militer Moskow di Ukraina dan serangkaian sanksi terhadap Rusia telah mengganggu pasokan beberapa barang dari kedua negara, terutama gandum.
Baca Juga: Pihak Ukraina Mengungkap Negoisasi dengan Rusia Tak Ada Gunanya: Tak Memiliki Nilai
Rusia dan Ukraina memproduksi sepertiga dari pasokan gandum dunia. Ukraina dan negara-negara Barat menuduh Rusia menggunakan krisis pangan sebagai senjata.
Rusia membantah tuduhan itu dan bersikeras bahwa penyebab sebenarnya adalah sanksi Barat dan jumlah ranjau yang ditempatkan di sekitar pelabuhan Ukraina.
Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***