Swiss Mencegah Pengiriman Kendaraan Lapis Baja dan Peluru Artileri ke Ukraina, Ada Apa?

12 Juni 2022, 13:30 WIB
Dalam perang Rusia-Ukraina, Swiss larang pengiriman alutsista ini /Reuters/Deni Balibouse/

LINGKAR KEDIRI – Operasi militer dan invasi yang dimulai oleh Rusia di Ukraina sampai saat ini masih belum berkahir.

Seperti diketahui bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin telah resmi mengumumkan operasi militer sekaligus invasi di Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu.

Yang mana, saat ini agresi militer di Ukraina saat ini telah berjalan empat bulan.

Baca Juga: Ikatan Cinta 12 Juni 2022, Ancaman Elsa Beritahu Reyna Tentang Orangtuanya, Jadi Kenyataan?

Hingga kini pasukan Rusia belum menujukkan tanda-tanda menyerah dalam operasi militernya di Ukraina.

Bahkan hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut terkait pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina untuk mengakhiri peperangan.

Alih-alih melakukan pemicaraan damai, Rusia saat ini justru telah berhasil menguasai sejumlah wilayah di Ukraina.

Semantara itu Ukraina juga masih terus berupaya untuk merebut kembali wilayah mereka yang dikuasai oleh Rusia.

Baca Juga: Waspadalah, Jika Memiliki Golongan Darah Ini, Anda Lebih Beresiko Terjadi Penggumpalan Darah

Perang yang semakin berlarut-larut ini, Ukraina juga masih terus membutuhkan banyak pasokan senjata dari Barat untuk melawan Rusia.

Namun belum lama ini, Swiss malah mecegah pengiririman kendaraan lapis baja, peluru artileri ke Ukraina.

Dilansir dari Zing News, Swiss mengatakan tidak akan mengirimkan senjata ke Ukraina melalui negara ketiga karena kebijakan netralitasnya, tetapi masih dapat mentransfer komponen senjata.

Pejabat Swiss mengumumkan pada 3 Juni bahwa mereka telah menerima permintaan dari Jerman dan Denmark untuk mentransfer senjata dan perlengkapan militer ke Ukraina.

Baca Juga: Resiko Stroke dan Serangan Jantung Menurun Drastis, Cukup Minum Ini Setiap Hari, Umur Panjang

Dalam permintaan itu, Berlin melibatkan sekitar 12.400 peluru 35 mm buatan Swiss untuk senjata antipesawat self-propelled dan kendaraan lapis baja Piranha III, yang telah disimpan di Jerman setelah penonaktifan Denmark.

“Menurut Undang-Undang Perlengkapan Perang dan prinsip perlakuan yang sama di bawah hukum netralitas, Swiss tidak dapat menerima permintaan Jerman dan Denmark untuk mentransfer senjata Swiss ke Ukraina,” kata pemerintah Swiss.

Disebutkan dalam Undang Undang Perlengkapan Perang, bahwa Swiss tidak diperbolehkan dalam mengekspor senjata dan amunisi produksinya sendiri ke negara yang tengah terlibat konflik bersenjata domestik atau internasional.

Walau demikian, pemerintah Swedia mengatakan bahwa komponen atau rakitan individu masih diperbolehkan untuk dikirim ke perusahaan pertahanan Eropa, meskipun komponen itu digunakan untuk membuat senjata untuk dipasok ke Ukraina.

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***

 

Editor: Haniv Avivu

Tags

Terkini

Terpopuler