LINGKAR KEDIRI – Beredar kabar bahwa Danu terbesar kedua di Malaysia terancam dicabut statusnya dari UNESCO.
Danau tersebut bernama Danau Chini yang memiliki air tawar terbesar kedua di Malaysia.
Dari informasi yang beredar, Danau Chini dulunya memiliki bunga lili air, sampai-sampai hanya ada cukup lorong untuk perahu.
Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta 31 Juli 2022, Akhir Drama Elsa Berakhir, Andin Tenang?
Dikutip dari Zing News, hal tersebut sebagaiman disampaikan oleh seorang penduduk asli berusia 50-an kepada antropolog Sara Crabtree.
Tapi sekarang, bunga lili air yang pernah menarik banyak wisatawan telah menghilang hampir sepenuhnya, menurut laporan SCMP pada 31 Juli 2022.
Pada tahun 2009, Danau Chini dan lahan basah di sekitarnya diakui oleh UNESCO sebagai cagar biosfer pertama Malaysia.
Baca Juga: Tafsir Mimpi, Arti Mimpi Jatuh hingga Menyentuh Tanah Menandakan Kematian?
Menurut UNESCO, cagar biosfer adalah kawasan yang perlu dikembangkan secara berkelanjutan untuk melindungi ekosistemnya yang rapuh.
Tetapi Danau Chini berisiko kehilangan gelar itu setelah bertahun-tahun penambangan yang merajalela dan penebangan pohon di sepanjang tepi danau telah meracuni sumber air dan menghancurkan sejumlah besar habitat alami.
Mushrifah Idris, mantan direktur Pusat Penelitian Danau Chini Universitas Nasional Malaysia, adalah salah satu aktivis lingkungan yang telah membunyikan alarm sejak 2019.
Namun, pemerintah setempat tidak terlalu memperhatikan hingga saat ini, setelah dilaporkan bahwa UNESCO mempertimbangkan untuk merampas gelar Danau Chini.
Baca Juga: AFF U16 2022, Indonesia Panggil Figo dan Crespo, Disebut Bakal Jadi Kunci Kemenangan?
Malaysia memiliki tenggat waktu hingga akhir September untuk memberi tahu UNESCO tentang rencananya untuk memulihkan Danau Chini dan sekitarnya ke keadaan semula. Jika tidak, kemungkinan besar UNESCO akan mengambil tindakan.
Yang aman, UNESCO berkemungkinan untuk mencabut gelar Danau Chini dari UNESCO lantaran danau tersebut telah tercemar.***