Donald Trump Positif Covid-19, Sontak Dolar AS dan Yen Jepang Langsung Melejit, Ada Apa?

2 Oktober 2020, 14:12 WIB
Ilustrasi uang dolar. (Ringtimes Bali) /Ringtimes Bali

LINGKAR KEDIRI - Beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan dirinya positif Covid-19 dan akan melakukan karantina mandiri, Dolar Amerika Serikat dan Yen Jepang melonjak mencapai level tertinggi pada minggu ini.

Nampaknya, berita Donald Trump yang sedang positif Corona ini menyebabkan gelombang baru yang disebut volatlitas pasar.

Hal itu terjadi lantaran investor bersiap menghadapi pemilihan presiden AS yang terbilang paling sengit sepanjang sejarah pemilihan Presiden AS pada bulan November 2020 mendatang.

Baca Juga: Bantah Moeldoko, Tengku Zulkarnain: Buat Partai Tunggal Saja Kaya Korut

Baca Juga: Dicaci Maki Kapolres, AKP Agus Polres Blitar Menangis Usai Ajukan Resign dari Polri

Melansir laman Portal Surabaya dalam artikel "Aneh, Donald Trump positif Corona Dolar AS dan Yen Jepang Langsung Melesat" pada 2 Oktober 2020 yang dikutipnya dari Reuters, mata uang dolar itu naik sekitar setengah persen pada dolar Australia dan Selandia Baru.

Dua mata uang dolar di negar itu sangat sensitif terhadap risiko.

Sementara, mata uang yen naik sekitar 0,3% pada 105,27 yen per dolar AS yang merupakan titik tertinggi sejak Senin lalu.

Baca Juga: Pajak 0 Persen? Bandrol 5 Mobil ini Dibawah 100 Juta, Termurahnya Hanya 76 Jutaan

Yen membuat keuntungan yang lebih besar terhadap mata uang lainnya, di tengah pergeseran luas dari aset dan komoditas yang berisiko.

Sebelumnya, Trump mengatakan melalui Twitter pribadinya bahwa dia dan istrinya, Melania, dinyatakan positif mengidap virus corona (Covid-19) dan akan melakukan karantina mandiri.

Seorang analis mengatakan, ini bisa membalikkan kondisi kampanye pilpres, tetapi implikasi dalam jangka menengah untuk mata uang masih belum jelas.

Baca Juga: Menkes Terawan Lama Tak Muncul ke Publik, Ternyata Masih Fokus Tangani Covid-19

“Ini berpotensi mengurangi kemampuan kampanye Trump,” kata Sean Callow dari Westpac seperti dilansir Reuters dan Portalsurabaya.

Investor sudah cemas pada tanda-tanda bahwa paket stimulus fiskal AS yang diharapkan terhenti di Washington.

Selain itu, setelah serentetan data termasuk klaim pengangguran dan belanja konsumen, menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi AS yang lamban bisa kehilangan tenaga.

Baca Juga: Anies Baswedan Terancam Lengser, Akibat Melawan Aturan Jokowi

“Apa yang dikatakan di sini adalah bahwa risiko dari virus masih cukup nyata. Tingkat infeksi AS tidak turun lagi. Ini mengingatkan masyarakat bahwa virus corona masih ada,” kata analis FX Bank of Singapore Moh Siong Sim.***

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: REUTERS Portal Surabaya (PRMN)

Tags

Terkini

Terpopuler