LINGKAR KEDIRI – Beijing mengecam pertemuan Indonesia dan Jepang dengan menuduh Jepang telah ‘menyebar perselisihan’ terkait kegiatan maritim China.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan sangat prihatin dengan apa yang telah dilakukan Jepang tersebut kepada China.
"Kami sangat prihatin tentang tindakan negatif Jepang baru-baru ini terhadap China," kata juru bicara kemenlu China, Hua Chunying, seperti dikutip dari Nikkei Asia.
Seperti diketahui pada Selasa, 31 Maret 2021 kepala diplomatik Indonesia yang diwakili oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melakukan pertemuan two-plus-two dengan kepala pertahanan Jepang di Tokyo.
Menurut rilis Kementerian Luar Negeri Jepang, pihak Indonesia dan Jepang membahas keprihatinan yang serius terkait upaya sepihak untuk mengubah status quo di Laut China Selatan.
Juru Bicara kemenlu China mengatakan Beijing akan segera berkomunikasi dengan pihak Indonesia untuk mengklarifikasi informasi yang telah dirilis oleh pemerintah Jepang.
"Kami mendesak pihak Jepang untuk berhenti menyebarkan perselisihan, mematuhi norma-norma dasar hubungan internasional, berhenti memfitnah China, dan mengambil tindakan nyata untuk menjaga kepentingan keseluruhan hubungan China-Jepang," kata Hua Chunying.
Hua juga menegur anggota pers Jepang yang diaggap tidak profesional dalam menjalankan tugasnya.
"Kami juga mendesak media Jepang yang relevan untuk menegakkan tanggung jawab sosial dan etika profesional mereka, berhenti membuat disinformasi dan menahan diri dari menghasut konfrontasi dan menciptakan ketegangan antara negara-negara kawasan," kata Hua.
Beberapa minggu terakhir, pihak kemenlu China telah beberapa kali menyatakan keberatan dengan Jepang yang sebelumnya mengungkapkan keprihatinan atas laporan pelanggatan hak asasi manusia terhadap minoritas Muslim Uighur di wilayang Xinjiang, China.
Baca Juga: 689 Laporan Efek Samping Vaksin COVID-19 AstraZeneca Diterima Kementerian Kesehatan Ukraina
Hua menyinggung Jepang dengan daftar sejarah buruknya termasuk tentang penjahat perang kelas A yang sampai saat ini dihormati di Kuil Yasukuni, Tokyo. Juga tentang perlakuan wanita penghibur di Korea.
"Apakah ini cara Jepang menghormati hak asasi manusia?," kata Hua.
Artikel ini telah tayang sebelumnya di laman Pikiran-Rakyat.com dengan Judul “Panas! Beijing Kecam Dialog Jepang dan Indonesia: Berhenti Memfitnah China”.***