Kekejaman Israel Terhadap Warga Palestina, Amerika Serikat Sebut ini Belum Belebihan

- 15 Mei 2021, 14:14 WIB
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden /REUTERS/Jonathan Ernst

LINGKAR KEDIRI - Ketegangan antara Israel dengan Palestina kian memanas.

Israel dari segala penjuru melakukan serangan bombardir ke wlayah Gaza.

Hal ini dilakukan dengan alasan sebagai pembalasan atas roket yang diluncurkan oleh Hamas.

Baca Juga: Lulus Kuliah di London, El Rumi Ditawari Kerja ke Amerika Serikat

Insiden ini mendapatkan kecaman kerasa dari berbagai Negara.

Berbeda dengan lainya, Amerika Serikat melalui Joe Biden berkomentar berbeda terhadap insiden tersebut

Joe Biden mengungkapkan bahwa Israel belum berlebihan untuk membalas serangan yang dilakukan oleh Hamas di Jalur Gaza.

Hal ini disampaianya langsung melalui geudng putih pada Kamis 13 Mei lalu.

 

"Salah satu hal yang saya lihat sejauh ini adalah tidak adanya reaksi berlebihan yang signifikan," katanya.

Menurut Joe Biden, saat ini Israel sedang mencari cara agar Hamas berhenti menembakan roket ke wilayah yang diakui oleh Israel.

"Bagaimana mereka sampai pada titik di mana ada pengurangan serangan yang signifikan, terutama serangan roket yang ditembakkan tanpa pandang bulu ke pusat-pusat populasi," katanya.

Serangan udara Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza menewaskan sebanyak 15 lebih warga Palestina pada hari raya Idul Fitri kemarin.

“Serangan tersebut meningkatkan jumlah kematian menjadi 87,” menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Baca Juga: Penemuan ini Hebohkan Dunia, Ilmuwan AS Berhasil Ciptakan Makhluk Gabungan Manusia dengan Monyet

Kementerian Kesehatan Palestina menambahkan, korban tewas termasuk 18 anak-anak dan delapan wanita, sementara 530 orang terluka.

Daerah pemukiman telah menjadi sasaran serangan udara Israel di daerah kantung pantai yang padat penduduk, dan sedikitnya tiga bangunan bertingkat telah diratakan.

Sampai saat ini, tujuh orang Israel telah tewas dalam kekerasan baru-baru ini, enam dalam serangan roket di samping seorang tentara yang tewas ketika sebuah peluru kendali anti-tank menghantam jipnya.

Ketegangan meningkat di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki sejak pekan lalu ketika pengadilan Israel memerintahkan pengusiran keluarga Palestina dari daerah mayoritas Palestina.

Mahkamah Agung Israel kemudian menunda sidang banding terhadap kasus tersebut yang diajukan oleh warga Palestina.

Dikutip Lingkar Kediri dari artikel yang sebelumnyatayang di Bekasi Pikiran rakyat.com dengan judul "Tanggapi Serangan Udara Israel ke Jalur Gaza, Joe Biden: Israel Belum Bereaksi Berlebihan", Warga Palestina yang memprotes solidaritas dengan penduduk di lingkungan itu telah menjadi sasaran pasukan Israel dan kelompok pemukim Yahudi sayap kanan.

Baca Juga: Denny Darko Ramal Kondisi KPK, Dirinya Sebut KPK akan Kebal Hukum Hingga Penyelesaian Korupsi Transaksional

Israel menduduki Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel tahun 1967 dan mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, suatu tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.

Saat ini, Israel telah mencaplok hampir 90 persen wilayah milik Palestina yang hanya menyisakan Jalur Gaza dan beberapa wilayah kantung kecil di Tepi Barat.***(Rivan Muhammad/Bekasi Pikiran Rakyat)

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Bekasi Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x