Turki Bergerak Lawan Israel, Erdogan Kritik Keras Barat: Menulis sejarah Berdarah Ratusan Ribu Orang Mati

- 18 Mei 2021, 15:11 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. /AP/Yasin Bulbul/AP

 

LINGKAR KEDIRI – Konflik Palestina denagn Israel yang terjadi sejak akhir ramdhan lalu telah menerima banyak kecaman dari beberapa negara salah satunya Turki.

Presiden Turki Tayyip Erdogan mengkritik kekuatan barat lantara kurangnya tanggapan terhadap kekerasan yang terjadi di Palestina.

Erdogan menyebut Austria dan Amerika Serikat, “menulis sejarah dengan tangan berdarah”.

Baca Juga: DK PBB Tindak Tegas Hentikan Serangan Israel, China Angkat Bicara Desak Amerika Serikat dengan 4 Usulan ini

Erdogan telah menghubungi para pemimpin dunia dan menyerukan tindakan tegas terhadap Israel.

Hal ini disebabkan karena permusuhan regional paling segit dalam beberapa tahun lalu tidak menunjukkan adanya sebuah tanda untuk mereda.

Presiden Turki ini menyampaikan kritiknya mengenai persetujuan Joe Biden terkait pejualan senjata ke Israel.

“Anda menulis sejarah dengan tangan berdarah dalam insiden yang merupakan serangan serius yang tidak proporsional di Gaza, yang menyebabkan ratusan ribu orang mati syahid,” tuturnya.

Sebelumnya, pemerintahan Joe Biden telah menyetujui penjualan sebesar $735 juta atau sekira Rp10,5 triliun senjata di pandu ke Israel pada senin lalu.

Erdogan mengutuk Austria lantara mengibarkan bendera Israel di atas kanselit federal di Wina pada hari Jumat.

“Negara bagian Austria sedang mencoba untuk membuat Muslim membayar harga untuk orang yahudi yang menjadi sasaran genosida,” tutur Erdogan.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 18 Mei 2021: Aldebaran Meradang Elsa Tinggalkan Reyna, Andin Semakin Mual-Mual?

Menurut Sebastian Kurz selaku Konselir Austria menganggap bahwa langkah tersebut adalah sebuah tanda solidaritas di tengah bentrokan.

Sebelumnya, berita aljazeera mengabarkan ribuan warga diberbagai penjuru dunia turun ke jalanan untuk melakukan aksi bela Palestina seperti yang terjadi di Los Angeles, New York, Philadelphia dan kota-kota lain di Amerika serikat.

Namun di tengah kekerasan dan unjuk rasa, pada hari Sabtu lalu Biden menelepon Netanyahu dan menegaskan kembali "dukungan kuat untuk hak Israel untuk mempertahankan diri dari serangan roket dari Hamas dan kelompok teroris lainnya di Gaza."***

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Aljazeera ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x