Pasukan Militer AS di Suriah dan Irak Diserang dengan Roket yang Diduga dari Milisi Iran

- 1 Juli 2021, 06:56 WIB
Ilustrasi - Pasukan AS yang berada di wilayah Irak
Ilustrasi - Pasukan AS yang berada di wilayah Irak /army.mil/Photo by Spc. Jabari Clyburn

LINGKAR KEDIRI - Pasukan militer Amerika Serikat di Suriah diserang menggunakan roket oleh kelompok yang diduga sebagai milisi Iran.

Hal ini disampaikan langsung oleh Pentagon sebagai serangan udara yang defensif terhadap Irak.

Kolonel Wayne Marotto, juru bicara militer untuk Operation Inherent Resolve, sebuah koalisi internasional yang memerangi kelompok ekstremis ISIS, mengatakan bahwa sekitar pukul 19:44 waktu setempat Senin Pasukan AS di Suriah mendapat serangan roket.

Tidak ada cedera dan kerusakan sedang dinilai, katanya di Twitter.

Baca Juga: Resmi Dibuka! Pengumuman Seleksi CPNS Kejaksaan RI Tahun 2021, Simak Formasinya Berikut Ini

Marotto kemudian mentweet bahwa saat diserang, pasukan AS di Suriah merespons untuk membela diri dengan tembakan artileri ke posisi peluncuran roket.

Namun eskalasi terjadi sehari setelah Pentagon mengatakan serangan udara AS telah menargetkan fasilitas operasional dan penyimpanan senjata yang digunakan oleh kelompok milisi yang didukung Iran di dua lokasi di Suriah dan satu di Irak pada hari Minggu.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan serangan udara itu bertujuan untuk mengganggu dan mencegah serangan oleh kelompok-kelompok yang didukung Iran terhadap kepentingan AS di Irak.

"Kami mengambil tindakan disengaja yang tepat yang dirancang untuk membatasi risiko eskalasi, tetapi juga untuk mengirim pesan pencegahan yang jelas dan tidak ambigu," katanya kepada wartawan di Roma, Senin.

Baca Juga: Viral! Ini Dia Sosok Gadis Mirip Nike Ardilla, Ibunda Almarhumah Tak Kuasa Menahan Tangis saat Bertemu?

Jessica McNulty, juru bicara Pentagon, mengatakan fasilitas yang ditargetkan digunakan oleh jaringan kelompok milisi yang didukung Iran yang bertanggung jawab atas serangkaian serangan baru-baru ini terhadap fasilitas yang menampung personel AS di Irak.

Milisi yang didukung Iran telah melakukan setidaknya lima serangan pesawat tak berawak "satu arah" terhadap fasilitas yang digunakan oleh AS dan personel koalisi di Irak sejak April, serta serangan roket yang sedang berlangsung terhadap AS dan pasukan koalisi, tambahnya.

Sekretaris pers Pentagon John Kirby mengatakan serangan udara itu "defensif" karena diluncurkan sebagai tanggapan atas serangan oleh milisi.

Beberapa kelompok milisi yang didukung Iran, termasuk Kata'ib Hezbollah dan Kata'ib Sayyid al-Shuhada, menggunakan fasilitas itu, Kirby menambahkan.

Brigade ke-14 Pasukan Mobilisasi Populer, kelompok payung yang didukung negara untuk sejumlah milisi yang didukung Iran di Irak, mengatakan empat anggota milisinya tewas dalam serangan hari Minggu.

Pemakaman simbolis diadakan di Baghdad pada hari Selasa.

Gambar-gambar yang dirilis oleh badan-badan menunjukkan anggota Pasukan Mobilisasi Populer membawa peti mati tiruan bagi mereka yang tewas dalam serangan udara hari Minggu di sepanjang jalan-jalan ibukota Irak.

Baca Juga: Cut Meyriska Umumkan bahwa Suaminya, Roger Danuarta Positif Covid-19, Begini Kronologisnya

Pasukan mobilisasi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka yang tewas bekerja untuk mencegah infiltrasi ISIS dari Suriah ke Irak dan tidak terlibat dalam aktivitas apa pun terhadap pasukan asing di Irak.

Kelompok itu juga membantah keberadaan gudang senjata.

Dikatakan bahwa pihaknya berhak untuk menanggapi dan meminta pertanggungjawaban pelaku serangan.

Seorang juru bicara panglima angkatan bersenjata Irak juga mengutuk serangan udara hari Minggu yang menggambarkannya sebagai pelanggaran "terang-terangan dan tidak dapat diterima" terhadap kedaulatan Irak.***

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Yahoo News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah