Netizen China Tuntut WHO Melakukan Penyelidikan Lab Fort Detrick AS, Untuk Mencegah Epidemi di Masa Depan

- 20 Juli 2021, 06:42 WIB
Presiden China, XI JINPING
Presiden China, XI JINPING //abc

LINGKAR KEDIRI - Lebih dari setengah juta netizen China telah menandatangani surat bersama kepada WHO pada waktu pers pada hari Minggu 18 Juli 2021.

Mereka menuntut WHO melakukan penyelidikan ke laboratorium Fort Detrick AS. Mereka percaya penyelidikan menyeluruh ke laboratorium AS dapat mencegah epidemi di masa depan.

Langkah itu dilakukan ketika politisi dan media Barat tertentu memicu babak baru kampanye kotor untuk menunjuk China sebagai biang keladi asal virus corona.

Dilansir Lingkar Kediri dari globaltimes.cn sekelompok netizen Tiongkok menyusun surat terbuka bersama untuk meminta WHO menyelidiki Institut Penelitian Medis Angkatan Darat AS untuk Penyakit Menular (USAMRIID) di Fort Detrick, Maryland.

Baca Juga: Tata Cara Shalat Idul Adha, dan Hal Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Shalat Bagi Wilayah PPKM Darurat

Baca Juga: Tata Cara Melakukan Sholat Idul Adha di Rumah, Lengkap Beserta Langkah-langkah dan Niat Sholat

Surat itu diposting platform WeChat dan Weibo pada hari Sabtu untuk meminta tanggapan publik. Setengah juta tanda tangan telah terposting dalam waktu 24 jam.

Mereka mengatakan dalam surat itu bahwa untuk mencegah epidemi berikutnya, WHO harus memberi perhatian khusus pada laboratorium yang sedang melakukan penelitian tentang virus berbahaya atau bahkan pada senjata biokimia.

Surat terbuka itu secara khusus mencatat laboratorium Fort Detrick, yang menyimpan virus paling mematikan dan menular di dunia, termasuk Ebola, cacar, SARS, MERS, dan virus corona baru. Kebocoran salah satu virus itu akan menyebabkan bahaya besar bagi dunia.

Baca Juga: Bacaan Niat Sholat Idul Adha Sebagai Imam atau Makmum dan Tata Cara Sholat di Rumah

Baca Juga: China Mengancam Akan Bom Nuklir, Jepang Respon Harus Melindungi Taiwan Sebagai Negara Demokratis

"Tapi lab ini memiliki catatan buruk tentang keamanan lab. Ada skandal bakteri antraks dari lab yang dicuri, menyebabkan keracunan pada banyak orang dan bahkan kematian.

Telah terjadi insiden kebocoran di lab pada musim gugur 2019 tepat sebelum pecahnya epidemi covid-19, namun, informasi terperinci telah dirahasiakan oleh AS dengan alasan keamanan nasional," kata surat itu.

Informasi yang diungkapkan oleh media AS telah mengkhawatirkan dunia dan beberapa mempertanyakan apakah virus corona baru dapat dikaitkan dengan laboratorium AS.

USAMRIID ditutup sementara pada tahun 2019 setelah inspeksi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.

Meskipun lab misterius ini melaporkan alasan penutupan sebagai "masalah infrastruktur yang sedang berlangsung dengan dekontaminasi air limbah," penjelasannya tidak cukup meyakinkan.

Baca Juga: Wangsit Siliwangi Bongkar Datangnya Satrio Piningit Ditandai Huru Hara Hingga Sebut Rentetan Gunung Meletus

Baca Juga: Pesan Terakhir Prabu Siliwangi Jadi Peristiwa yang Nyata? Sebut Akan Menjadi Kesengsaraan Pribumi

Dalam contoh baru-baru ini pada bulan Juni, sebuah studi penelitian yang dijalankan oleh Program Penelitian Semua Kita dari Institut Kesehatan Nasional menemukan bukti infeksi covid-19 di AS pada awal Desember 2019, beberapa minggu sebelum infeksi pertama yang didokumentasikan di negara tersebut.

Sedangkan wuhan mencatat gejala COVID-19 paling awal di China dari seorang pasien pada 8 Desember 2019.***

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: globaltimes.cn


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah