Pihaknya melihat pada dunia nyata bahwa keliahatannya Omicron ini sangat kuat, jika hanya dengan dosis ketiga kemungkinan tidak bertahan lama.
"Dan poin kedua, saya pikir kita akan membutuhkan dosis keempat,” kata Bourla.
Menurutnya Omicron hanya memberikan sedikit waktu dan informasi untuk bersiap padahal pihaknya membutuhkan waktu yang panjang untuk melakuka penelitian.
Baca Juga: Indonesia Resmi Batalkan Pembelian Pesawat Rusia, Kini Ingin Dapatkan Pesawat dari AS dan Prancis
Terlepas dari komentar ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum memutuskan untuk mendukung peluncuran global suntikan booster dan telah mengisyaratkan bahwa lebih banyak data diperlukan sebelum keputusan dibuat.
Topik lain di atas meja adalah memperpendek interval antara dosis kedua dan suntikan booster.
Tetapi Dr. Monica Gandhi, spesialis penyakit menular dari University of California, San Francisco, mengatakan bahwa penelitian menunjukkan bahwa memberi terlalu cepat tidak akan memberikan banyak manfaat.
“Data sejauh ini mendukung pemberian booster 4 hingga 6 bulan setelah dosis kedua tetapi jarak dosis sebenarnya meningkatkan imunogenisitas, jadi saya tidak akan memberikan lebih cepat dari 12 minggu setelah dosis terakhir,” katanya.
Kunjungi situs resmi kami di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***