Waspada, 50.000 Pengguna Facebook dan Instagram Dimata-matai, Terungkap Ulah Perusahaan Ini

- 26 Desember 2021, 19:30 WIB
Ilustrasi Aplikasi di Smartphone/Unsplash/Adem AY
Ilustrasi Aplikasi di Smartphone/Unsplash/Adem AY /Unsplash/Adem AY

LINGKAR KEDIRI – Perusahaan Meta telah memperingatkan bahwa sekitar 50 ribu pengguna Facebook dan Instagram yang berada di 1000 negara di dunia sedang di matai-matai oleh perusahaan pengawas media sosial.

Salah satunya mengambil data pribadi yang menjadi targetnya. Semua terungkap karena penyelidikan yang dilakukan selama beberapa bulan oleh Meta.

Baca Juga: Jika Ingin Terhindar dari Penyakit Kronis, Panjang Umur, Coba Makan Buah Harga Terjangkau Ini

Meta mengidentifikasi bahwa telah ada kelompok mata-mata dan akan segera menghapusnya dari platform.

Seperti dilansir Lingkar Kediri dari Youtube Narasi Newsroom, bahwa target mata-mata adalah jurnalis, kritikus rezim otoriter, hingga pejuang HAM.

Baca Juga: Menuju Leg Kedua Semifinal AFF 2020 Kontra Thailand, Pakar Eropa: Vietnam Akan Menang Jika Lakukan Hal Ini...

Terungkap oleh Meta ada 4 dari 7 perusahaan yang melakukan pengintaian berbasis di Israel yakni Cobwebs Technologies, Black Cube, Cognyte dan Bluehawk CI. Sedangkan 3 perusahaan lainnya berbasis di China, India, Makedonia Utara.

Cobwebs merupakan perusahaan yang membantu kliennya agar bisa memakai situs web publik untuk mengetahui informasi pribadi seseorang target.

Baca Juga: Keajaiban! Satu Dusun Ini Dekat Semeru, Saat Erupsi Tak Kena Lahar, Nilai Ini yang Diterapkan

Bahkan perusahaan tersebut dilaporkan bekerja untuk klien AS, termasuk departemen kepolisian lokal di Hartford.

Sedangkan Blackcube adalah perusahaan yang pernah disewa oleh Harvey Weinstein guna menutupi skandal seksualnya dan memblokir artikel di New York Times.

Baca Juga: Jelang Leg Kedua Semifinal AFF 2020 Kontra Vietnam, Pelatih Thailand Sindir Tim Lawan Banyak Ngeluh Soal Wasit

Sejak kejadian itu Meta melarang perusahaan-perusahaan tesebut aktif di aplikasinya.

Termasuk pihak lainnya, seperti Cytrox dan BellTroX. Cytrox sendiri pernah meretas akun Facebook milik Ayman Nour dan jurnalis yang aktif mengkritik rezim Abdel Fattah Al-Sisi.

Yang mereka lakukan adalah mengawasi aktifitas target secara daring, lalu menyamar untuk mendekati dan meyakinkan target agar mengunduh link berisi malware yang memberi akses untuk mengintai data pribadi target.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 26 Desember 2021, Andin Dengar Pengakuan Mama Rosa Syok, Tinggalkan Al?

Tak hanya itu, Meta juga menyebut ada perusahaan spyware asal Israel, NSO Group yang bulan lalu digugat oleh Apple dan Meta karena menjual spyware yang bisa memata-matai pesan di Iphone dan Whatsapp.

Bahkan NSO jadi daftar hitam Joe Biden karena menjual perangkat lunak yang bisa memata-matai jurnalis seluruh dunia.***

Editor: Yulian Fahmi

Sumber: Youtube Narasi Newsroom


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah