LINGKAR KEDIRI – Baru-baru ini sebuah penerbangan dari Madeira, Portugal ke Kyiv dilarang memasuki Ukraina pada Minggu karena krisis dengan Rusia dan terpaksa mendarat di Moldova, kata operatornya.
Maskapai penerbangan murah Ukraina SkyUp mengatakan izin penerbangan untuk menyeberang ke Ukraina telah dihapus pada menit terakhir oleh perusahaan penyewaan pesawat Irlandia.
Baca Juga: Penyelidikan Kasus Subang Masih Berlanjut, Sosok Ini Terus Mencari Amel, Akhirnya Dibawa ke Polsek
"Terlepas dari upaya terbaik maskapai dan kesiapan pemerintah Ukraina untuk berbicara dengan perusahaan leasing, pemilik pesawat dengan tegas menolak (izin masuk ke Ukraina) begitu pesawat sudah dalam perjalanan," kata SkyUp dalam sebuah pernyataan, dilansir LingkarKediri dari laman Dailysabah.
Lebih lanjut, SkyUp mengatakan sedang mencoba untuk mengatur transfer untuk 175 penumpang penerbangan dari ibukota Moldova Chisinau ke Kyiv.
Baca Juga: Angkatan Udara AS Disebut Kerahkan Pesawat F-22 Demi Mendukung Negara Ini, Ada Maksud Terselubung?
Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan sedang membantu mengatur bus untuk penumpang yang dialihkan, menurut Agence France-Presse (AFP).
Insiden itu terjadi sehari setelah maskapai Belanda KLM menangguhkan penerbangan ke Ukraina sampai pemberitahuan lebih lanjut karena meningkatnya kekhawatiran bahwa Rusia sedang mempersiapkan invasi ke negara bekas Soviet.
KLM, bagian dari Air France, mengatakan akan segera berhenti terbang ke Ukraina, kantor berita ANP melaporkan.
Sekelompok negara Eropa dan negara-negara lain yang sedang berkembang mendesak warganya untuk meninggalkan Ukraina.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kyiv pada hari Sabtu memerintahkan evakuasi staf non-darurat.
Analis industri percaya maskapai internasional lainnya juga dapat segera melarang penerbangan ke Ukraina karena meningkatnya biaya untuk asuransi perjalanan.
Ternyata, industri perjalanan internasional masih gelisah setelah jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17, yang ditembak jatuh di dekat zona konflik di Ukraina timur pada Juli 2014, menewaskan 298 orang di dalamnya.
Baca Juga: Imogen Communications Institute Sajikan Data yang Menyesatkan dan Tak Sesuai Fakta, Ini Ulasannya
Sementara itu, seorang pejabat senior Ukraina mengatakan pada hari Minggu bahwa Ukraina melihat tidak ada gunanya menutup wilayah udaranya di tengah eskalasi dengan Rusia
Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***