Recep Tayyip Erdogan murka karena tindakan fasis yang ditujukan kepada orang-orang turunan Rusia.
Baca Juga: Indonesia Panggil Bintang Eropa ke Vietnam, Shin Tae Yong Bertekad Bikin Sejarah di SEA Games 31
"Lihat situasi di mana seorang direktur orkestra philharmonic dipecat di Jerman sebagai teman Putin?" katanya
"Apakah itu omong kosong? Mereka melarang karya Dostoevsky. Apakah itu omong kosong?" kata Recep Tayyip Erdogan.
Presiden Turki sebelumnya membandingkan tindakan tersebut dengan "perburuan penyihir."
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan pada 6 Maret bahwa kedutaan Rusia telah menghadapi serangan siber selama berbulan-bulan.
Sementara, belum lama ini pekerja misi diplomatik, rekan senegaranya Rusia dan aktivis budaya telah menerima ancaman dan amplop berisi zat yang tidak diketahui.
Pada 24 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer khusus berdasarkan permintaan dari kepala republik Donbass.
Pemimpin Rusia itu menekankan bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina dan tujuannya adalah untuk demiliterisasi dan denazifikasi negara tersebut.