Network
LINGKAR KEDIRI - Konflik antara Rusia dan Ukraina terjadi tidak terlepas dari sejarah panjang antara Rusia dan Ukraina.
Di lapangan, Institute for the Study of War (ISW), sebuah pusat penelitian yang berbasis di AS, mengatakan bahwa Rusia menunjukkan tanda-tanda mempersiapkan operasi pertahanan.
Sejumlah laporan dan citra satelit menunjukkan bahwa militer Rusia sedang menggali posisi pertahanan dan meletakkan ranjau, dan mungkin tidak akan melakukan operasi ofensif skala besar dalam waktu dekat di beberapa lokasi di seluruh Ukraina.
Baca Juga: Ukraina Semakin di Ujung Tanduk, Pertemuan dengan NATO Presiden Zelensky: Beri Kami 1 Persen
Selain itu, Rusia juga lebih memfokuskan serangannya dengan serangan udara, artileri, dan misil ke kota-kota Ukraina.
Sementara itu, Ukraina meluncurkan beberapa serangan balik skala terbatas untuk mengurangi tekanan di sekitar Kyiv.
Sebulan setelah Rusia melancarkan operasi militer di Ukraina, tentara negara itu masih belum menguasai dan mengepung Kyiv.
Baca Juga: Jika Wajah Anda Berubah Seperti Ini, Segera Periksa, Kemungkinan Menjadi Gejala Awal Penyakit Kanker
Pasukan Moskow terus didorong kembali ke garis depan di sekitar ibu kota. Rusia saat ini sekitar 55 kilometer sebelah timur dari pusat Kyiv.
Sementara itu, mereka mengambil posisi bertahan di barat laut, tetapi belum mendekati pusat kota di sepanjang garis ini, menurut seorang pejabat AS.
Pada hari yang sama, Angkatan Laut Ukraina mengumumkan bahwa mereka telah berhasil menghancurkan kapal pengangkut besar Rusia di pelabuhan Berdyansk di Laut Azov, dekat kota Mariupol yang terkepung di tenggara negara itu.
“Kapal amfibi besar Orsk dari Armada Laut Hitam dihancurkan di pelabuhan Berdyansk yang dikuasai Rusia,” tulis Angkatan Laut Ukraina di media sosial.
Kementerian Pertahanan Rusia belum mengomentari insiden tersebut.
Menurut ISW, pada 24 Maret lalu, proses penguasaan kota pelabuhan Mariupol masih lambat dan cukup sulit bagi Rusia.
Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta 27 Maret 2022, Detik-detik Berangkat ke Luar Negeri, Al Katakan Hal Ini
Saat ini, militer Rusia tampaknya sedang berkonsentrasi untuk mengendalikan wilayah separatis pro-Rusia di Donetsk dan Luhansk di wilayah Donbass di Ukraina timur.
Pada hari yang sama, militer Rusia mengumumkan telah menguasai kota Izyum di wilayah Kharkiv, Ukraina timur, lapor kantor media RIA-Novosti dari Kementerian Pertahanan Rusia.
Namun, pemerintah kota membantah dan membenarkan pertempuran terus berlanjut. Awal pekan ini, seorang pejabat senior Pentagon mengatakan pasukan Ukraina telah melancarkan serangan balik di kota kecil Kharkiv di tenggara.
Izyum, dengan populasi sekitar 50.000, terletak di jalan penting antara Kharkiv dan wilayah Donbas timur. Jika kota itu dikendalikan, pasukan Rusia di timur laut dan tenggara dapat dihubungkan. Hampir tidak mungkin untuk mencapai dan berkomunikasi dengan Izyum sejak pertempuran pecah minggu lalu.
Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta 27 Maret 2022, Andin Marah Besar Saat Reyna Ceritakan Tentang Nino
Gubernur Kharkiv, Oleh Synehubov, mengatakan telah terjadi 44 tembakan dari artileri, tank dan mortir, serta 140 serangan roket di wilayah timur laut Ukraina, selama 23 Maret. Sejak awal invasi Rusia, hampir 1.000 bangunan telah rusak atau hancur total.
Synehubov juga menyebutkan bahwa Armada Laut Hitam Rusia menargetkan kota-kota penting di Ukraina. Central Kharkiv terletak sekitar 500 km dari laut dihantam oleh rudal jelajah yang ditembakkan dari kapal perang Rusia semalam.
Di utara, Walikota Chernihiv Vladyslav Atroshenko mengatakan pemakaman kota tidak dapat menampung semua mayat. Bangunan-bangunan yang rusak berat memenuhi jalan-jalan, sementara api masih membara, memenuhi udara dengan asap.
Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***
