Invasi Rusia Belum Berakhir Hingga Joe Biden Menyebut Vladimir Putin Sebagai Penjahat, Mengapa?

- 5 April 2022, 21:08 WIB
Ilustrasi Invasi Rusia ke Ukraina.
Ilustrasi Invasi Rusia ke Ukraina. /Reuters//Alexander Ermochenko/

LINGKAR KEDIRI - Presiden AS Joe Biden sekali lagi mengutuk rekannya dari Rusia Vladimir Putin sebagai penjahat perang dengan mengatakan bahwa, pengadilan kejahatan perang dapat diadakan ketika kemarahan global tumbuh atas kekejaman yang dilakukan terhadap warga sipil di kota Bucha, Ukraina.

Berbicara kepada wartawan pada hari Senin, Biden mengatakan dia mencari sanksi tambahan terhadap Rusia sehubungan dengan laporan pembantaian di Bucha, di pinggiran ibukota Kyiv Ukraina.

 Baca Juga: Restui Indonesia Borong 42 Unit Jet Tempur Rafale, Ternyata Prancis Ingin Balas Dendam ke Australia

Foto-foto mayat yang berjejer di jalan-jalan kota, yang berada di bawah kendali Rusia, telah memicu kecaman internasional dan seruan untuk penyelidikan yang kredibel.

“Anda mungkin ingat saya dikritik karena menyebut Putin sebagai penjahat perang. Yah, sebenarnya, kami melihat itu terjadi di Bucha … dia adalah penjahat perang,” kata Biden.

Biden melabeli Putin sebagai penjahat perang bulan lalu, menarik pernyataannya atas teguran dari Kremlin dan peringatan bahwa hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat berada di ambang perpecahan.

 Baca Juga: Kasus Subang, Pembunuhan Tuti dan Amel Diawali dari Keluarga Broken Home? Wanita Ini Ungkap Suatu Hal

Pejabat dan lembaga AS lainnya juga menuduh Rusia melakukan kejahatan perang, dan Departemen Luar Negeri AS membuat keputusan resmi bahwa pelanggaran telah dilakukan oleh beberapa pasukan Rusia di Ukraina.

Pada hari Senin, Biden menyarankan agar Washington berusaha mengadakan pengadilan kejahatan perang atas dugaan pelanggaran yang dilakukan selama perang.

Halaman:

Editor: Yulian Fahmi

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah