Perang Rusia di Ukraina Memuncak, Jenderal Militer AS Peringatkan: Dunia Semakin Tak Stabil, Koflik Meningkat

- 14 April 2022, 15:30 WIB
Putin Bersumpah Melanjutkan Perang di Ukraina Timur
Putin Bersumpah Melanjutkan Perang di Ukraina Timur /Dailymail/Twitter

LINGKAR KEDIRI – Presiden Rusia Vladimir Putin telah resmi mengumumkan operasi militer dan Invasi ke Ukraina sejak 24 Februari 2022.

Serangan militer dari pasukan Rusia yang dikerahkan oleh Putin telah membuat banyak kerusakan di kota-kota Ukraina.

Digempur habis-habisan oleh pasukan Rusia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak mau menyerah begitu saja dan terus membela dan mempertahankan negaranya dari pasukan Putin.

Baca Juga: Waspada, Joe Biden Ungkap Bahwa Putin Ingin Memusnahkan Rakyat Ukraina

Konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina ini semakin hari kian tidak ada habis-habisnya.

Justru masalah antara Rusia dan Ukraina ini semakin memuncak dan kian meluas tak terkendali.

Bahkan perang antara Rusia dan Ukraina yang kian memanas ini juga turut ditanggapi oleh Jenderal Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Zing News, Mark Milley penjabat tinggi AS, pada 5 April mengatakan bahwa dunia jauh dari kata stabil dan kemungkinan terjadi konflik internasional serius meningkat.

“Kami (AS) menghadapi dua kekuatan global: China dan Rusia. Ini adalah dua negara dengan kemampuan militer yang kuat," kata Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan AS.

”Kita memasuki dunia yang semakin tidak stabil, dan kemungkinan konflik internasional yang serius meningkat, bukan menurun," katanya.

Baca Juga: Real Madrid Kalah Tapi Tetap Lolos Semifinal, Ancelotti: Kami Bermain dengan Tali Kekang Ditarik Seperti Kuda

Hal tersebut disampaikan oleh Mark Milley pada saat didepan Komite Angkatan Bersenjata pada 5 April bersama dengan Menteri Pertahanan Lloyd Austin.

Kedua pemimpin Pentagon itu menyampaikan peringatkan terkait ancaman dari Rusia dan China.

Yang mana hal tersebut dikatakan lantaran Rusia dan China membela pendekatan AS terhadap konflik yang saat ini tengah terjadi di Ukraina dan jumlah senjata yang didukung Washington untuk Kyiv.

“Saya pikir ini adalah konflik yang panjang, mungkin bertahun-tahun. Saya tidak berpikir itu akan menjadi satu dekade, tapi setidaknya beberapa tahun,” kata Milley.

“Ini adalah konflik berkepanjangan yang diprakarsai Rusia. NATO, Amerika Serikat, Ukraina, semua sekutu dan mitra telah mendukung Ukraina dalam konflik ini selama beberapa waktu,” lanjutnya.

Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta 13 April 2022: Yolanda Tanya Kelanjutan Kasus, Reaksi Amar Mahendra Tak Terkira

Milley juga mengatakan bahwa posisi AS masih dibahas, namun melihat pertempuran di Ukraina, kemungkinan kehadiran militer Amerika akan meningkat di waktu yang akan datang.

Kemudian Austin mengatakan Pentagon hingga saat ini masih berfokus pada senjata yang telah digunakan Ukraina secara efektif.

Senjata tersebut diantaranya seperti senjata anti-pesawat dan anti-armor, Pentagon bekerja untuk mengirimkan drone Switchblade 300 dan 600 secepatnya ke Ukraina.

Banyak yang mempertanyakan terkait AS yang gagal menghentikan perang Rusia di Ukriana, hal ini dijawab oleh Austin bahwa Moskow bisa saja dihentikan, jika Amerika mengirim pasukan dari Ukraina.

Baca Juga: Real Madrid Kalah Tapi Tetap Lolos Semifinal, Ancelotti: Kami Bermain dengan Tali Kekang Ditarik Seperti Kuda

Namun hal tersebut merupakan rencana yang tidak bisa ia dukung sepenuhnya.

Menteri Austin kemudian menambahkan bahwa jika "AS menempatkan pasukan ke Ukraina untuk melawan Rusia, ini akan menjadi cerita yang berbeda,” kata Austin.

“Tapi kami memutuskan untuk tidak melakukannya. Kami membuat keputusan untuk alasan yang tepat, dan saya mendukung keputusan itu,” tambahnya.

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Haniv Avivu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah