Kondisi Terkini Sri Lanka yang Semakin Terpuruk, Presiden Gotabaya Diminta untuk Turun Jabatan

- 24 April 2022, 11:30 WIB
Saat ini negaara Sri Lanka tengah mengalami krisis ekonomi besar-besaran yang membuat masyarakat kehilangan kepercayaan pada pemerintah.
Saat ini negaara Sri Lanka tengah mengalami krisis ekonomi besar-besaran yang membuat masyarakat kehilangan kepercayaan pada pemerintah. /PIXABAY/dmncwndrlch/

LINGKAR KEDIRI - Krisis masal di Sri Lanka semakin menghawatirkan.

Sri Lanka saat ini tengah berada di ujung tanduk.

Dana Moneter Internasional pada hari Sabtu mengatakan bahwa mereka memiliki diskusi teknis yang bermanfaat dengan Sri Lanka yang dilanda krisis atas permintaan pinjamannya.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 23 April 2022: Tiba-tiba Datang, Al Beri Kejutan Kepulangan Untuk Andin?

Sebagai negara kepulauan dengan populasi 22 juta, Sri Lanka berjuang untuk membayar impor.

Bank Dunia juga menyatakan sedang mempersiapkan paket bantuan darurat untuk mengurangi krisis.

Sri Lanka sedang berjuang melawan krisis utang yang menghancurkan, yang mengakibatkan langkanya pasokan makanan dan bahan bakar, dan pemadaman listrik yang berkepanjangan.

Lembaga pemeringkat telah memperingatkan potensi gagal bayar utang luar negeri Sri Lanka senilai $51 miliar, dan pihak berwenang tidak dapat meningkatkan lebih banyak pinjaman komersial karena penurunan peringkat kredit, kantor berita Reuters melaporkan.

Baca Juga: Negara di Dunia Panik Atas Keputusan Presiden Jokowi yang Melarang Ekspor CPO

Selain keuangan, krisis politik juga meningkat di Sri Lanka dengan warga turun ke jalan dan meminta Presiden Gotabaya Rajapaksa untuk mengundurkan diri karena salah urus ekonomi.

Menteri keuangan negara itu Ali Sabry mengadakan serangkaian pertemuan di Washington dengan para pejabat dari IMF, Bank Dunia, India dan lainnya, mencari bantuan pembiayaan.

  • Paket darurat Bank Dunia

Menurut laporan Reuters, paket tanggap darurat Bank Dunia mencakup $10 juta yang akan segera tersedia untuk pembelian obat-obatan esensial.

Sementara nilai total paket tersebut belum diumumkan, Sabry mengatakan bahwa sekitar $500 juta bantuan sedang dipertimbangkan.

Paket tersebut akan memanfaatkan proyek-proyek yang dibiayai bank dan menggunakan kembali dana untuk menyediakan obat-obatan, makanan untuk anak-anak sekolah dan bantuan tunai untuk rumah tangga miskin dan rentan dengan cepat, kata Bank Dunia sebelumnya.

Baca Juga: Serangan Rusia Semakin Meluas, PBB Berupaya Damaikan Keduanya saat Ukraina di Ambang Kesulitan

Ia juga menyatakan "keprihatinan mendalam" atas krisis dan mengatakan dukungan untuk menyediakan gas untuk memasak, persediaan makanan pokok, benih dan pupuk dan kebutuhan pokok lainnya juga sedang dibahas, lapor Reuters mengutip juru bicara resmi.

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***

Editor: Haniv Avivu

Sumber: Hindustan Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x